Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, Bertahan di Atas Rp14.600 per Dolar AS

Saat rupiah melemah, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi yakni yen Jepang yang menguat 0,19 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,47 persen.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (18/5/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.20 WIB, mata uang Garuda dibuka melemah 13 poin atau 0,09 persen ke level Rp14.657 per dolar AS. Di samping itu, indeks dolar AS menguat 0,02 persen ke 103,37.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi yakni yen Jepang yang menguat 0,19 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,47 persen, yuan China yang melemah 0,15 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,06 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, untuk perdagangan hari ini diperkirakan mata uang rupiah cenderung bergerak berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.630-Rp14.680.

Dolar sebelumnya melemah dari level tertingginya karena imbal hasil obligasi AS telah mundur sedikit. Hal ini akibat para pedagang menghitung kenaikan suku bunga jangka pendek yang agresif dari Federal Reserve AS akan menyeret pertumbuhan jangka panjang AS.

"Beberapa bukti yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS muncul pada Senin dengan indeks manufaktur Empire State Fed New York menunjukkan penurunan mendadak selama Mei," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (17/5/2022).

Dia melanjutkan, investor saat ini menunggu pidato dari Ketua Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan Fed lainnya di kemudian hari, dengan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker berbicara sehari kemudian.

Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 surplus sebesar US$7,56 miliar. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi, dibandingkan posisi impornya.

Pada April 2022 ekspor Indonesia menyentuh US$27,32 miliar, atau naik 3,11 persen secara month to month (mtm). Sementara itu, posisi impor Indonesia hanya US$19,76 miliar, atau turun 10,01 persen. Surplus ini beruntun selama 24 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper