Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Neraca Dagang Bakal Pengaruhi Gerak IHSG Hari Ini, Cek Rekomendasi Saham Berikut

Sepanjang pekan lalu, IHSG tercatat melemah hingga 8,73 persen menjadi 6.597,993 dari posisi 7.228,914 pada pekan sebelumnya.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mendapat sentimen dari rilis data neraca perdagangan hari ini, Selasa (17/5/2022).

Sepanjang pekan lalu, IHSG tercatat melemah hingga 8,73 persen menjadi 6.597,993 dari posisi 7.228,914 pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar juga turun 7,23 persen menjadi Rp8.864,560 triliun dari Rp9.555,009 triliun pada pekan sebelumnya.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan rilis data neraca perdagangan yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi stabil akan memberikan sentimen terhadap indeks hari ini.

Selain itu, tekanan yang terjadi dalam pergerakan IHSG saat ini terlihat masih dipengaruhi oleh sentimen dari pergerakan nilai tukar rupiah, sehingga pola gerak market masih terlihat memiliki potensi bergerak sideways dalam jangka pendek.

“Namun selama support level masih dapat dipertahankan dengan kuat maka momentum fluktuatif harga masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan trading harian,” tulis William dalam risetnya, dikutip Selasa (17/5/2022).

William memperkirakan IHSG akan bergerak dalam kisaran 6.541 hingga 6.702 pada perdagangan hari ini.

Adapun saham-saham yang layak dicermati menurut William antara lain: UNVR, ASII, BBCA, SMGR, ITMG, HMSP, TBIG, dan CTRA.

Sementara itu, konom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 akan mengalami surplus sebesar US$3,27 miliar. Adapun, perkiraan surplus tersebut turun jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang tercatat mencapai US$4,54 miliar.

Surplus perdagangan tersebut didorong oleh kinerja ekspor yang diperkirakan tumbuh sebesar 35,97 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara impor diperkirakan tumbuh 34,97 persen yoy.

Josua mengatakan penurunan surplus dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor secara bulanan mempertimbangkan penurunan rata-rata harga komoditas global seperti CPO -4,4 secara bulanan (month-to-month/mtm), batu bara -5,58 persen mtm, dan karet alam -2,25 persen mtm.

“Lebih lanjut, secara khusus untuk volume ekspor batu bara cenderung menurun mengingat volume ekspor batu bara pada Maret 2022 mencatatkan kenaikan yang signifikan dalam 5 tahun terakhir,” katanya kepada Bisnis, Jumat (13/5/2022).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper