Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Itu Pump and Dump di Aset Kripto? Hati-Hati Terra Luna Jilid Dua

Fluktuasi ekstrim Terra Luna dalam dua hari terakhir mirip dengan praktik pump and dump. Apa itu?
Tangkapan layan harga token Terra Luna di situs Coinbase pada Jumat, 8 April 2022. Harga aset ini anjlok hingga 99,98 persen hingga menyentuh $0.00003618 pada Jumat (13/5/2022)./Bloomberg
Tangkapan layan harga token Terra Luna di situs Coinbase pada Jumat, 8 April 2022. Harga aset ini anjlok hingga 99,98 persen hingga menyentuh $0.00003618 pada Jumat (13/5/2022)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Setiap bentuk investasi terdapat transaksi merugikan yang membuat pasar tidak stabil, begitu pula dengan investasi cryptocurrency atau aset kripto. Hal ini mesti diwaspadai oleh para investor.

Ambil saja contoh anjloknya harga koin Terra LUNA beberapa hari lalu. Mengutip coinmarketcap.com, Senin (16/5/2022), harga koin LUNA sempat mencapai puncaknya pada 4 April 2022, US$116,41 per koin. Namun, pada Senin (16/5/2022) harga anjlok 99,99 persen menjadi hanya US$0,00025.

Dalam waktu dua hari terakhir, LUNA pun mengalami fluktuasi yang ekstrim, sempat anjlok hingga level terendah sepanjang masa di US$0,00001675, namun pada satu waktu melejit hingga US$0,000675 sesaat sebelum kembali anjlok.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan penurunan harga LUNA ini sangat terpengaruh oleh faktor peg atau berkurangnya nilai dari stablecoin asli jaringan Terra, UST. Stablecoin UST sempat turun ke level US$0,22 pada perdagangan Jumat (13/5/2022) yang merupakan terendah sepanjang masa.

Terkait keamanan berinvestasi, Afid menjelaskan, mekanisme stablecoin algoritmik memiliki kelemahan sebagai penopang sebagian besar nilai UST. Hal inilah yang menjadikan harga LUNA sangat terpengaruh oleh penurunan UST yang sangat dramatis.

Lebih lanjut, Afid menjelaskan CEO TerraLabs, Do Kwon pun mengakui bahwa model stablecoin tersebut hadir dengan beberapa pengorbanan. Faktanya, memang koin sangat terdesentralisasi. Namun, dibandingkan dengan koin seperti Tether, LUNA menghadapi beberapa masalah stabilitas harga, terutama jika sistemnya berada di bawah tekanan.

"Jika terlalu banyak orang yang mencoba menebus UST sekaligus, 'death spiral' hipotetis dapat terjadi dengan token LUNA yang dipasangkan dengannya. Nilai LUNA akan mulai runtuh karena lebih banyak token dicetak untuk memenuhi permintaan pengguna," jelas Afid.

Analis Bloomberg menilai sulitnya melacak penurunan stablecoin akibat banyak yang dihapus. Peristiwa serupa sempat terjadi pada 2018 saat VelocityShares Daily Inverse VIX Short-Term ETN (XIV) dilikuidasi setelah ambles 93 persen dalam satu sesi, yang akhirnya turut meruntuhkan pasar.

TerraUSD (UST) pada dasarnya dirancang untuk mempertahankan acuan setara terhadap dolar melalui sistem algoritma yang dapat ditukar dengan Luna dan sebaliknya, demi menjaga agar nilainya tetap stabil.

Ketika Terra akhirnya jatuh beberapa hari terakhir, banyak investor yang memborong Luna untuk mengembalikan harga stablecoin ke posisi US$1. Luna pun kian terpuruk.  

Mengutip data dari riset Messari, total pasokan LUNA yang beredar melonjak jadi 1,46 miliar token, dari sebanyak 377 juta token hari sebelumnya.

Terlepas dari kisah buruk Terra Luna ini, beberapa tahun lalu dua analis asal Inggris (Jiahua Xu dan Benjamin Livshits) sempat melakukan analisa tentang praktik pump and dump dalam mata uang kripto.  Praktik ini juga disinyalir terjadi saat Luna mengalami fluktuasi ekstrim dalam dua hari terakhir.

Lalu, apa itu pump and dump, cara kerja, dan bagaimana aktivitas ini mempengaruhi pasar mata uang kripto?

Apa Itu Pump and Dump?

Dikutip dari Pintu Academy, pump artinya membeli dan dump artinya menjual. Secara teknis, aktivitas ini merupakan siklus lonjakan harga aset kripto lalu diikuti dengan penurunan nilai secara drastis. Hal tersebut terjadi karena trader besar membeli banyak koin sehingga menimbulkan aktivitas pump.

Begitu kondisi pasar tidak stabil karena semua berlomba-lomba membeli koin, trader tersebut lalu melakukan dump pada koin mereka sehingga harganya mendadak anjlok. Kerugian terbesar biasanya dirasakan oleh para trader atau investor yang membeli koin dalam jumlah sedikit.

Siklus ini berlangsung dalam durasi yang sangat cepat bisa jadi dalam hitungan menit. Jadi bisa dibayangkan bukan berapa besar kerugian yang mungkin dialami para trader dan investor skala kecil. Untuk mengatasinya, banyak ahli cryptocurrency yang mempelajari dan menganalisis fenomena pump and dump ini.

Di antaranya adalah Jiahua Xu dan Benjamin Livshits dari Imperial College London. Melalui makalah yang berjudul “Anatomi Skema Pump and Dump Uang Kripto,” mereka menggunakan machine learning mengantisipasi skema merugikan mata uang kripto ini agar bisa dicegah.

Untuk merumuskan algoritma machine learning tersebut, Xu dan Livshits membutuhkan banyak data berupa kasus pump and dump. Salah satu penemuan yang mencengangkan adalah, setiap hari setidaknya ada dua penipuan pump and dump terjadi di pasar kripto.

Kerugiannya pun bisa mencapai jutaan dolar Amerika dan berdampak negatif pada kondisi pasar cryptocurrency. Salah satu dampak yang cukup parah terjadi pada tahun 2018 silam.

Karena kejadian ini, Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika Serikat (CFTC) sampai mengeluarkan peringatan dan berjanji akan memberikan imbalan bagi siapa pun yang mau melaporkan praktik pump and dump.

Cara Kerja Pump and Dump

Setelah mengulas tentang apa itu pump and dump, selanjutnya mari membahas tentang cara kerjanya ini. Dalam pump and dump ada beberapa peran yang terlibat, yakni hodler dan trader. Tugas pengumpul adalah membeli aset kripto ketika harganya turun.

Kegiatan ini dilakukan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Begitu jumlah koin yang dikumpulkan cukup banyak. Para hodlers mulai menyebar ke beberapa chatroom dan menimbulkan keresahan dengan cara mengatakan harga koin yang dikumpulkan sedang naik.

Kurangnya jumlah koin di pasaran akibat penimbunan yang dilakukan oleh para hodler mau tidak mau membuat harga koin benar-benar naik. Para pemula atau pemilik modal kecil biasanya tertarik dengan benda-benda langka seperti ini, sehingga tertarik ikut-ikutan membeli koin.

Begitu nilai koin dianggap berada di posisi paling tinggi, para pemain mulai memainkan peran mereka dengan menjual koin yang diperoleh dari para hodler sedikit demi sedikit. Pada saat inilah proses dump (membuang) terjadi. Begitu pemain keluar, kondisi pasar mulai tidak stabil.

Koin yang sebelumnya langka semakin mudah ditemukan sehingga harganya makin lama makin turun. Ketika penjual panik, harga koin pun turun drastis. Dampaknya, mereka yang bermodal kecil akan mengalami kerugian. Sedangkan para pemain yang notabene bermodal besar, akan mendapatkan keuntungan berlipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper