Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kripto Jatuh Tersungkur, Tether Berpeluang Jadi Penyelamat?

Tether dinilai menjadi roda penggerak yang penting dalam transaksi pasar kripto.
Bitcoin turun/Ilustrasi
Bitcoin turun/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Tersungkurnya dunia kripto akibat runtuhnya stablecoin Terra Luna menimbulkan kemelut pasar dan kepanikan investor. Tether, saudara sepupu Terra Luna, dinilai berpeluang menjadi penyelamat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (13/5/2022), nilai transaksi Tether sempat turun ke level terendah sejak Desember 2020, yakni sebesar 94,55 sen dari target 1-to-1 dollar peg, sebelum akhirnya naik perlahan ke level 99 sen.

Memiliki nilai pasar hingga US$84 miliar, Tether menjadi roda penggerak yang penting dalam transaksi pasar kripto. Saat ini, investor beralih ke stablecoin sebagai jalan keluar mempertahankan nilai aset yang dimilikinya, tanpa harus meninggalkan ekosistem aset digital.

Stablecoin tercatat ditransaksikan hingga dua kali lipat dibandingkan volume Bitcoin selama 24 jam terakhir, yakni mencapai US178 miliar.

Longsornya dunia kripto akhirnya melenyapkan lebih dari US$200 miliar nilai pasar dalam 24 jam. Hal ini akibat imbas dari stablecoin Terra Luna yang jatuh menjadi 20 sen setelah sempat diperdagangkan di kisaran US$1.

Tether bekerja dengan cara yang berbeda dari Terra Luna, yaitu menggunakan campuran kode yang lebih kompleks, insentif trader, hingga mempertahankan dollar peg.

Direktur Riset Kaiko, Clara Medalie mengatakan pada Bloomberg bahwa pertahanan dollar peg (de-pegging) yang dilakukan Tether didorong oleh sentimen pasar, alih-alih kekhawatiran cadangan nilainya.

“Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pasar terpusat untuk mempertahankan pasak stablecoin,” ujar Clara.

Sementara itu, Bloomberg juga mencatat adanya pergerakan para trader yang membanjiri pasar digital untuk menukarkan stablecoin yang mereka miliki.

Menurut data dari Dune Analytics, Curve’s 3pool mencatat kenaikan persediaan USDT dari 42,6 persen menjadi 92,6 persen. Curve’s 3pool merupakan pasar digital yang menampung persediaan tiga jenis stablecoin yaitu USDT, USDC, dan DAI.

Periset perusahaan data blockchain nansen, Andrew Thurman mengungkapkan, situasi pasar saat ini yang volatil mendorong trader menukarkan stablecoin dengan dolar AS.

Pihak Tether saat ini menegaskan tengah memproses transaksi senilai lebih dari US$2 miliar yang berusaha menukarkan USDT dengan dolar fiat.

Sementara itu di London, pasar stablecoin juga mengalami serangan volatilas. Beberapa token yang tercatat masuk dalam transaksi diantaranya USDC Circle Internet Financial Ltd., Binance USD dari Binance Holdings Ltd., dan DAI Maker.

Kepala Penelitian di kustodian kripto Copper, Fadi Aboualfa menjelaskan, demam penularan stablecoin memang sedang terjadi, namun Tether tetap menerapkan rasio 1:1 yang dapat ditukarkan di platformnya.

Sementara itu pendiri perusahaan riset kripto Quantum Economics, Mati Greenspan berpendapat, cukup banyak investor yang tidak percaya diri dengan kondisi stablecoin saat ini.

“Saya tidak akan terkejut jika banyak pemegang USDT melihat apa yang terjadi pada Terra dan sekarang menukarkannya dengan bitcoin murah,” ujarnya.

Melansir data CoinGecko, nilai pasar Tether turun tipis dari US$84,2 miliar menjadi US$82,2 miliar. Lebih dari US$1,8 miliar Tether dilenyapkan dari pasar akibat penurunan nilai transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper