Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah Liabilitas PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) naik lebih dari 20 persen pada laporan keuangan 2021.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, liabilitas Adaro mengalami kenaikan sebesar 28,76 persen, dari sebesar US$2,43 miliar pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2020, menjadi sebesar US$3,12 miliar pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2021.
"Kenaikan ini terutama disebabkan, antara lain, adanya pencatatan atas utang dividen sebesar US$379 juta pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2021, di mana pembayarannya telah dilakukan pada awal 2022," jelas Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardhika Putranto, dikutip Jumat (13/5/2022).
Kenaikan utang pajak sebesar 421,86 persen, dari sebesar US$66 juta pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2020, menjadi sebesar US$345 juta pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2021.
"Hal ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan sebagai akibat dari kenaikan harga penjualan batubara Perseroan," paparnya.
Selanjutnya, kenaikan utang bank secara total sebesar 22,09 persen, dari sebesar US$630 juta pada laporan keuangan konsolidasian 2020, menjadi sebesar US$770 juta pada laporan keuangan konsolidasian 2021.
Baca Juga
Menurut pendapat manajemen Perseroan, perubahan-perubahan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan Perusahaan pada tahun berjalan.
Selain liabilitas, pos-pos jumlah aset dan jumlah ekuitas pada laporan keuangan konsolidasian 2021 perseroan juga mengalami kenaikan. Jumlah aset Perseroan mengalami kenaikan sebesar 18,89 persen, dari sebesar US$6,38 pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2020, menjadi sebesar US$7,58 miliar pada Laporan Keuangan Konsolidasian 2021.
Hal ini, antara lain,disebabkan oleh kenaikan jumlah kas dan setara kas sebesar 54,31 persen menjadi US$1,81 miliar, serta kenaikan investasi pada ventura bersama sebesar 40,89 persen menjadi US$832 juta.
Jumlah Ekuitas Perseroan mengalami kenaikan sebesar 12,82 persen, dari sebesar US$3,95 miliar pada laporan keuangan konsolidasian 2020, menjadi sebesar US$4,45 miliar pada laporan keuangan konsolidasian 2021, yang terutama disebabkan oleh kenaikan saldo laba sebesar 18,59 persen menjadi US$2,78 juta.