Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin melanjutkan pelemahan atau turun di bawah US$30.000 untuk pertama kalinya sejak Juli 2021. Hal ini mencerminkan penurunan lebih dari 55 persen dari level tertingginya pada November 2021.
Mengutip Bloomberg, Selasa (10/5/2022), aset kripto terbesar di dunia itu turun 1 persen menjadi US$29.992 di perdagangan Asia. Eter turun sebanyak 3,7 persen, sementara Solana turun 8,2 persen dan Avalanche turun 10,4 persen.
“Kami melihat slow-motion meltdown, karena sebagian besar adalah aksi jual pemegang lama. Sekarang beberapa perbendaharaan perusahaan melayang di dekat basis biaya mereka, pasar menunggu dan mengawasi untuk melihat apakah pemegang saham akan memaksa beberapa risiko,” kata Josh Lim, kepala derivatif di broker Genesis Global Trading yang berbasis di New York.
Anjloknya pasar kripto terjadi ketika pengetatan kebijakan moneter The Fed dalam upaya memerangi inflasi yang tak terkendali, sehingga menjauhkan investor dari aset spekulatif di pasar global.
Michael Novogratz, investor cryptocurrency miliarder yang memimpin Galaxy Digital Holdings Ltd., memperingatkan bahwa ia memprediksi keadaan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.
“Kripto mungkin diperdagangkan berkorelasi dengan Nasdaq sampai kita mencapai keseimbangan baru. Naluri saya adalah ada beberapa pelemahan lagi yang harus dilakukan, dan itu akan diperdagangkan di pasar yang sangat berombak, bergejolak, dan sulit setidaknya untuk beberapa kuartal berikutnya sebelum orang-orang merasa bahwa kita berada pada keseimbangan,” kata Novogratz.
Baca Juga
Sementara itu, Luna Foundation Guard (LFG), asosiasi yang dibuat untuk mendukung token terdesentralisasi dan blockchain Terra, mengatakan akan mengeluarkan pinjaman senilai sekitar US$1,5 miliar dalam Bitcoin dan TerraUSD untuk membantu memperkuat pasak TerraUSD setelah turun di bawah US$1 pada Sabtu lalu karena pasar kripto terus anjlok.
“Kami mengawasi dengan cermat untuk melihat bagaimana harga pasar selama 24 jam ke depan. Ini Termasuk apakah mekanisme yang diperkenalkan untuk membantu meningkatkan ketergantungan, seperti LFG yang meminjamkan Bitcoin ke perusahaan perdagangan OTC, akan cukup untuk bertahan pada saat stres berat atau jika kita membutuhkan mekanisme stabilisasi tambahan,” kata Steven Goulden, analis riset senior di pembuat pasar kripto Cumberland DRW.
Dengan korelasi 40 hari merujuk patokan saham S&P 500 yang di sekitar rekor, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, setiap pukulan lebih lanjut yang menekan pasar saham akan berisiko menyeret Bitcoin turun juga.