Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana diprediksi belum akan berubah signifikan seiring dengan kelanjutan pengetatan kebijakan moneter The Fed dan konflik Rusia – Ukraina yang berkepanjangan.
Investment Director Schroders Indonesia Irwanti menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan AUM industri Reksa Dana di bulan April 2022 adalah kekhawatiran pasar akan pengetatan kebijakan yang dilakukan oleh The Fed.
Ia memaparkan, langkah bank sentral AS tersebut nantinya akan diikuti oleh bank sentral lainnya di dunia. Kebijakan tersebut akan berdampak terhadap kondisi pasar obligasi dan saham global ke depannya.
Penurunan jumlah dana kelolaan turut ditopang oleh risiko tensi geopolitik antara Rusia – Ukraina yang berkepanjangan. Hal tersebut meningkatkan tingkat ketidakpastian di pasar global dan juga Indonesia.
“Selain itu, aksi profit taking dari investor lokal juga membuat jumlah dana kelolaan April 2022 kembali turun,”jelasnya saat dihubungi, Selasa (10/5/2022).
Irwanti melanjutkan, pergerakan dana kelolaan belum akan banyak berubah dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini seiring dengan berbagai sentimen yang ada di pasar global, terutama dari pengetatan kebijakan suku bunga dan tensi Rusia Ukraina.
Baca Juga
Meski demikian, pemulihan ekonomi Indonesia seiring dengan pembukaan ekonomi diharapkan dapat menjadi sentimen positif yang dapat mengerek naik jumlah dana kelolaan.
Selain itu, terkontrolnya kasus virus corona dan efek dari kenaikan harga komoditas juga akan menjadi katalis positif ke pasar domestik dan efek tersebut dirasakan ke industri reksa dana, terutama dari kelas aset saham.
“Kami terus mengupayakan pertumbuhan dana kelolaan yang konsisten melalui kinerja produk, produk baru dan penambahan jalur distribusi,” pungkasnya.