Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tertekan Sell in May and Go Away, Ini Pengertian dan Cara Kerjanya!

Simak pengertian dan cara kerja Sell in May and Go Away. Fenomena yang bikin indeks harga saham gabungan (IHSG) terket
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan Selasa (10/5/2022) akibat tekanan sejumlah faktor eksternal, seperti fenomena Sell in May and Go Away pasca libur Lebaran.

Kejadian Sell in May and Go Away mengacu pada strategi melikuidasi posisi saham di bulan Mei. Misalnya, Anda tinggal pergi berlibur selama musim panas, lalu masuk kembali ke pasar saham pada November.

Namun, apa itu sebenarnya Sell in May and Go Away? Bagaimana cara kerja dan seberapa pentingnya? Simak penjelasannya berikut ini seperti yang dilansir dari Investopedia pada Selasa (10/5/2022).

Pengertian Sell in May and Go Away

Sell in May and Go Away bisa juga disebut Indikator Halloween. Istilah ini muncul hanya karena jika Anda mengikuti strategi Sell in May dan Go Away, maka Anda akan kembali ke pasar saham pada awal November, tepat setelah Halloween.

Sell in May and Go Away merupakan sebuah pepatah yang populer di bidang keuangan. Hal ini didasarkan pada underperformance historis saham selama periode enam bulan dari Mei hingga Oktober.

Pola historis dipopulerkan oleh Stock Trader's Almanac, yang menemukan bahwa berinvestasi di saham seperti yang diwakili oleh Dow Jones Industrial Average dari November hingga April dan beralih ke pendapatan tetap enam bulan lainnya akan “menghasilkan pengembalian yang andal dengan pengurangan risiko sejak 1950.”

Perbedaan tetap terlihat dalam beberapa tahun terakhir, dengan indeks Standard & Poor's (S&P) 500 memperoleh rata-rata sekitar 2 persen antara bulan Mei hingga Oktober.

Namun, indeks yang sama menghasilkan kenaikan rata-rata 6 persen antara November dan April. Beberapa tahun terakhir, sejak 1990, angka pengembalian ini pada dasarnya tetap sama, masing-masing 3 persen dan 7 persen.

Pada intinya, jika Anda ingin menerapkan Sell in May and Go Away, maka Anda akan keluar dari pasar saham di bulan Mei. Anda lalu menunggu semuanya keluar selama musim panas dan awal musim gugur, lalu membeli kembali saham di bulan November.

Cara Kerja Sell in May and Go Away

Mengikuti rencana Sell in May dan Go Away bukan hanya mengakhiri posisi selama pergerakan pasar yang secara historis tidak menguntungkan dari Mei hingga Oktober dan memasuki kembali pasar setelah Halloween. Namun, ada nuansa dan faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Pada akhirnya, Sell in May dan Go Away hanya upaya lain untuk mengatur waktu pasar saham. Meskipun bisa berhasil, mungkin lebih banyak masalah daripada nilainya, terutama jika Anda adalah investor jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper