Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral AS, Federal Reserve akhirnya menaikkan suku bunga sampai 50 basis poin. Hal ini diperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh banyak pada pergerakan rupiah usai libur lebaran.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah saat ini masih menunjukkan indikasi menguat.
“Kalau pasar dibuka, ini cukup bagus sekali karena rupiah terus mengalami penguatan ke Rp14.412 atau menguat 44 poin karena bersamaan dengan mudik lebaran, banyak orang menggunakan uang dengan antusias,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (5/5/2022).
Selain itu, di Indonesia protokol kesehatan masih tetap diterapkan selama masa mudik, tidak terjadi hal-hal seperti kecelakaan, kekurangan BBM, dan di sisi lain pelarangan ekspor minyak CPO dan turunannya cukup membantu mendongkrak rupiah.
Selama masa mudik, diperkirakan peredaran uang secara nasional mencapai Rp72 triliun. Ini yang membuat konsumsi masyarakat Indonesia naik. Hal tersebut turut mengindikasikan masyarakat begitu antusias membelanjakan uangnya.
Hal ini juga menjadi salah satu alasan pelaku pasar luar negeri menilai Indonesia cukup bagus untuk menempatkan uangnya dan menguatkan rupiah walaupun indeks dolar AS sempat menguat tajam.
Baca Juga
Namun, pada momentum kenaikan suku bunga AS mendatang, rupiah diperkirakan bisa melemah terbatas. Hal ini karena kenaikan suku bunga akan menguatkan indeks dolar AS dan membuat banyak investor mengalihkan dananya ke dolar sebagai safe haven.
“Saat ini para spekulan terus mendorong masuk arus modal asing ke Indonesia yang menguatkan rupiah, bisa sampai minggu kedua Mei, saat pembukaan pasar setelah libur lebaran. Tapi nanti mendekati tanggal 15-16 Mei rupiah kemungkinan akan mengalami pelemahan ke 14.550-an,” jelasnya.