Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, S&P Kerek Outlook Indonesia Jadi Stabil

Bersama rupiah, sejumlah mata uang di Asia turut mengalami pelemahan seperti yen Jepang yang melemah 0,23 persen dan dolar Singapura melemah 0,12 persen pagi ini.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah cukup dalam pada pembukaan perdagangan Kamis (28/4/2022).

Mengutip data Bloomberg, pukul 09.10 WIB, mata uang Garuda dibuka melemah 50,5 poin atau 0,35 persen ke Rp14.453,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melayang, naik 0,16 persen ke 103,12.

Bersama rupiah, sejumlah mata uang di Asia turut mengalami pelemahan seperti yen Jepang yang melemah 0,23 persen, dolar Singapura melemah 0,12 persen, won Korea Selatan melemah 0,16 persen, dan yuan China melemah 0,12 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya memperkirakan untuk hari ini rupiah masih akan dibuka berfluktuatif. Namun, rupiah masih berpotensi ditutup menguat tipis.

“Rupiah masih dapat menguat besok pada kisaran Rp14.400 - Rp14.440,” pungkasnya.

Adapun lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) meningkatkan outlook Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya negatif, dan mempertahankan peringkat Republik Indonesia pada BBB (Investment Grade) pada 27 April 2022. S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB/outlook negatif pada 22 April 2021.

Ibrahim mengatakan pasar terus memantau perkembangan investasi pasca Covid-19 pada kuartal I/2022 terus membaik. Realisasi investasi kuartal I/2022 tercatat sebesar Rp282,4 triliun. Capaian tersebut tumbuh 28,5 persen secara tahunan (YoY) dan 16,9 persen secara kuartalan (Q to Q).

“Realisasi investasi pada tiga bulan terakhir tersebut lebih tinggi dari capaian kuartal sebelumnya yaitu Rp.241,6 triliun. Pencapaian ini membuktikan bahwa kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin kuat,” kata Ibrahim dalam laporannya.

Dari realisasi ini, berdasarkan data Kementerian Investasi/ BKPM mencatat penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal IV/2021 adalah sebesar Rp.135,2 triliun atau tumbuh 25,1 persen (YoY), dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp.147,2 triliun atau 31,8 (YoY). Pencapaian ini menegaskan bahwa kebijakan investasi di Tanah Air semakin baik.

Selain itu, dari sisi data BKPM, investasi luar Jawa tercatat Rp148,7 triliun atau tumbuh 30 persen (YoY) dan Jawa Rp133,7 triliun atau 26,9 persen. Berdasarkan grafik, investasi luar Jawa dan Jawa semakin seimbang sejak kuartal III/2021.

Sementara itu, dari eksternal, nilai tukar dolar AS berada di level tertinggi sejak hari-hari awal pandemi pada Rabu dan menuju bulan terbaiknya sejak 2015, didukung oleh prospek kenaikan suku bunga AS dan arus safe-haven yang dipicu oleh perlambatan pertumbuhan di China dan Eropa.

“Penghasilan AS kemungkinan akan mengatur nada di pasar keuangan di kemudian hari, menjelang data pertumbuhan AS yang akan dirilis pada hari Kamis di mana pertunjukan yang solid dapat memperkuat taruhan pada suku bunga yang bergerak naik tajam pada pertemuan Federal Reserve Mei,” jelas Ibrahim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper