Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Selasa (19/4/2022) seiring rilis kinerja emiten, di tengah sikap investor yang mempertimbangkan ketahanan ekonomi terhadap prospek kebijakan Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,45 persen ke 34.911,20, sedangkan indeks S&P 500 naik 1,61 persen ke 4.462,21 dan Nasdaq Composite melonjak 2,15 persen ke 13.619,66.
S&P 500 rebound dari level terendah dalam lebih dari sebulan terakhir. 11 indeks sektoral utama naik kecuali sektor energi. Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS jangka pendek, yang paling sensitif terhadap perubahan suku bunga, memimpin kenaikan.
International Business Machines Corp (IBM) naik 2,36 persen setelah melaporkan penjualan yang melampaui perkiraan karena permintaan yang kuat terhadap produk hybrid-cloud.
Saham emiten teknologi besar lainnya juga menguat, di antaranya Microsoft yang naik 1,70 persen, Apple Inc. yang menguat 1,41 persen, dan Tesla Inc. yang menguat 2,38 persen.
Di sisi lain, saham Netflix Inc. anjlok 25,7 persen dalam perdagangan after hours setelah merilis laporan yang menunjukkan layanan streaming kehilangan 200.000 pelanggan di kuartal pertama tahun 2022 dan diproyeksikan kehilangan 2 juta pelanggan lagi di kuartal kedua. Saham emiten layanan streaming-video seperti Walt Disney Co. dan Roku Inc. juga melemah.
Baca Juga
Presiden The Fed Chicago Charles Evans mengatakan Selasa bahwa suku bunga acuan diperkirakan naik di atas level netral. Investor yang sudah bertaruh pada kenaikan suku bunga The Fed hampir setengah poin bulan depan, telah menilai kembali ekspektasi setelah Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan kenaikan sebanyak 75 basis poin tidak boleh dikesampingkan.
Kepala strategi investasi Nuveen Brian Nick mengatakan sebagian besar pasar fokus pada seberapa cepat The Fed dan bank sentral lainnya akan bergerak, dan seberapa besar kenaikan suku bunga acuan.
“Namun, yang mendasari semua ini adalah fakta bahwa data ekonomi masih cukup solid. Saya mengatakan data ekonomi kuat di AS pada saat ini,” ujar Nick, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (20/4/2022).
Data pemerintah pada hari Selasa menunjukkan penjualan perumahan mulai AS naik tak terduga pada bulan Maret ke level tertinggi sejak 2006.
Musim laporan kinerja emiten berlanjut. Saham Johnson & Johnson menguat 3,05 persen setelah melaporkan pendapatan kuartal I/2022 di atas estimasi analis dan menaikkan rasio dividen. Saham menguat datang meskipun perseroan memangkas perkiraan laba tahunan dan menangguhkan proyeksi penjualan vaksin Covid-19.
Sejauh ini, dengan hanya 48 perusahaan di S&P 500 yang melaporkan hasil pada penutupan perdagangan Selasa, 79 persen di antaranya membukukan kejutan positif, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
“Musim pendapatan kuartal pertama AS, yang berlanjut minggu ini, tampaknya akan positif, dan kami memperkirakan pertumbuhan laba per saham sebesar 10 persen untuk tahun 2022 secara keseluruhan dan 7 persen untuk tahun 2023,” kata kepala investasi UBS Global Wealth Management Mark Haefele.
“Dengan latar belakang ini, investor juga harus mencari valuasi jangka panjang saham. Periode volatilitas dan ketidakpastian pasar yang meningkat sering kali dapat menyebabkan entry point jangka panjang yang menarik jika melihat pertumbuhan struktural,” lanjutnya.