Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Raih Mandat Obligasi Rp66,87 Triliun, Cermati Dampak Positif-Negatif Harga Komoditas

Investor perlu mencermati perkembangan harga komoditas primer dan energi dan dampaknya pada kinerja sektor-sektor perusahaan yang menerbitkan obligasi
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menerima mandat pemeringkatan surat utang atau obligasi korporasi senilai Rp66,87 triliun. Investor perlu mencermati dampak harga komoditas terhadap perusahaan-perusahaan tersebut.

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih mengatakan investor perlu mencermati perkembangan harga komoditas primer dan energi dan dampaknya pada kinerja sektor-sektor perusahaan yang menerbitkan obligasi.

“Dari sektor komoditas outlook masih bagus dengan melihat demand dan supply global. Namun di sisi lain kondisi komoditas ini akan berdampak pada sektor lain yang menggunakan bahan baku komoditas terkait untuk bahan baku maupun energi,” paparnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/4/2022).

Dalam hal sisi permintaan masih terjaga, tetapi korporasi tidak memiliki ruang untuk meneruskan kenaikan beban ke harga jual produk, Niken mengatakan margin keuntungan perusahaan bisa terdampak. Namun, hal ini tak serta-merta menjadi sinyal bahwa sektor terkait bakal terimbas negatif akibat kenaikan harga komoditas.

“Kalau melihat dari outlook, yang masih kami beri outlook negatif itu memang ada properti, dengan kemungkinan perubahan peringkat setahun ke depan, bisa diturunkan atau mungkin kami revisi menjadi stabil. Tidak semua pemain perlu diwaspadai karena ada yang peringkatnya naik seperti Summarecon. Perlu kembali ke masing-masing emiten bagaimana kinerja dan kemampuannya,” jelasnya.

Pefindo tercatat telah mempublikasikan 42 peringkat korporasi dari 35 entitas sepanjang kuartal I/2022. Dari total publikasi tersebut, mayoritas mencatatkan peringkat tetap.

Niken mengemukakan terdapat 25 publikasi dengan peringkat tetap. Kemudian terdapat 6 publikasi dengan peringkat naik, 1 publikasi peringkat turun, dan 4 publikasi terkait revisi outlook.

Penurunan peringkat terjadi pada PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) dari idBBB- negatif menjadi idB.

“Ini sehubungan dengan keputusan pengadilan terkait penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU),” kata Niken.

Seiring dengan turunnya peringkat WSBP, induk Waskita Beton Precast, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengalami revisi outlook dari semula idBBB stabil menjadi idBBB dengan outlook negatif. PT Waskita Toll Road juga mengalami revisi outlook dari idBBB- stabil menjadi idBBB- negatif .

Sementara itu, PT Medco International Tbk (MEDC) mengalami perubahan outlook dari stabil menjadi idA+ dengan outlook positif. Outlook PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga berubah dari idAA- dengan outlook stabil menjadi idAA- positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper