Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bakal Lepas Cadangan Minyak Mentah Strategis, WTI Turun Tinggalkan US$100 per Barel

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka melemah 1,54 persen atau 1,54 poin ke level US$98,74 per barel pukul 13.03 WIB.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Minyak turun di bawah US$100 per barel dan menuju pelemahan mingguan terbesar dalam hampir dua tahun terakhir setelah pemerintahan Biden memerintahkan pelepasan cadangan minyak strategis AS untuk mengendalikan inflasi.

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (1/4/2022), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka melemah 1,54 persen atau 1,54 poin ke level US$98,74 per barel pukul 13.03 WIB.

Sementara itu, harga minyak Brent juga melemah 1,41 persen atau 1,48 poin ke level US$103,23 per barel.

AS berencana untuk melepaskan cadangan minyaknya sebanyak 1 juta barel per hari selama enam bulan, meskipun analis memperingatkan dampaknya tidak akan berlangsung lama. Berita itu masuk ke pasar pada Kamis pagi, tepat sebelum aliansi OPEC+ berkumpul untuk memutuskan peningkatan pasokan untuk bulan Mei.

Perang Rusia di Ukraina telah mengguncang pasar komoditas global dan menaikkan harga segala sesuatu mulai dari makanan hingga bahan bakar. Hal ini memberikan tantangan bagi pemerintah yang tengah mendorong pertumbuhan ekonomi setelah pandemi.

Presiden Joe Biden menyalahkan lonjakan harga bensin tahun ini kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan invasi ke Ukraina. Biden bahkan menyebut kenaikan harga bensin sebagai "kenaikan harga Putin." Dia juga mengkritik perusahaan minyak AS yang enggan menggenjot produksi. Biaya

AS telah menggunakan cadangan minyaknya dua kali dalam enam bulan terakhir tetapi tidak banyak membantu untuk meredakan gejolak harga. Sebanyak 180 juta barel dapat dilepaskan kali ini, dan Biden mengatakan dia mengharapkan sekutu untuk melepaskan 30 juta hingga 50 juta barel lebih banyak dari cadangan mereka.

Analis pasar senior Oanda Jeffrey Halley mengatakan pelepasan cadangan ini dan kemungkinan negara lain yang mengikuti tidak akan berdampak material pada keseimbangan pasokan dan permintaan.

“Minyak mentah Brent kemungkinan akan berfluktuasi dalam kisaran luas US$100 hingga US$120 per barel dalam beberapa minggu ke depan,” ujarnya, dikutip Bloomberg, Jumat (1/4/2022).

Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraannya untuk Brent di paruh kedua sebesar US$10 per barel menjadi $125 menyusul berita rilis AS. Goldman mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pelepasan cadangan tidak akan menyelesaikan "defisit struktural minyak."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper