Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen produk keju merek Prochiz, PT Mulia Boga Raya (KEJU), memutuskan untuk tidak melakukan pembagian dividen.
Mengacu pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham menyepakati alokasi laba bersih tahun buku 2021 sebagai modal kerja.
"Sesuai dengan Keputusan Pemegang Saham di RUPS tanggal 29 Maret 2022, penggunaan laba bersih akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja dan tidak ada dividen," kata Direktur Utama Mulia Boga Raya Bobby K. Gandasaputra dalam jawaban tertulis yang dikutip Kamis (31/3/2022).
KEJU mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar 8,4 persen menjadi Rp1,04 triliun pada 2021. Bobby sebelumnya menjelaskan mayoritas penjualan KEJU disumbang oleh produk keju blok, yaitu sekitar 85,1 persen dari total penjualan. Sementara itu, penjualan keju lembaran menyumbang 13,6 persen dan kategori lainnya 1,3 persen.
Bobby menilai Kinerja KEJU selama 2 tahun pandemi cukup baik. Kenaikan penjualan bersih pada tahun lalu dia sebut berhasil menjadi titik balik setelah penurunan penjualan yang sempat dirasakan perusahaan pada tahun pertama pandemi.
Dari sisi ekspor, penjualan KEJU mencetak kenaikan sampai 113 persen menjadi Rp66,9 miliar. Penjualan ekspor menyumbang 6,4 persen dari total penjualan produk.
Baca Juga
Peningkatan penjualan berhasil mendorong peningkatan laba bersih pada 2021 sebesar 19,5 persen menjadi Rp144 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp121 miliar.
Bobby mengatakan KEJU akan terus meninjau kebutuhan modal kerja pada tahun-tahun mendatang yang bakal menjadi penentu kebijakan dividen ke depan.
Untuk 2022, KEJU memutuskan untuk menambah 20 persen alokasi belanja modal atau capex menjadi Rp60 miliar. Belanja modal ini utamanya akan digunakan untuk gudang baru di Cikarang dan berbagai mesin pabrik guna mendorong pertumbuhan pendapatan 2022.
“Mulia Boga Raya akan terus meninjau kebutuhan modal kerja di tahun tahun mendatang yang akan menentukan kebijakan dividen pada tahun-tahun mendatang,” kata Bobby.