Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik ke zona hijau pagi ini, bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,17 persen menjadi 6.963,78 pada Selasa (15/3/2022) pukul 09.04 WIB. Sesaat setelah perdagangan dibuka, indeks sempat menyentuh level tertinggi 6.986,08 dan level terendah 6.962,82.
Sebanyak 145 saham menguat, 100 saham melemah, dan 214 saham diperdagangkan stagnan pagi ini. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp8.766,44 triliun.
Investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp128,67 miliar di awal perdagangan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing pagi ini senilai Rp59,7 miliar. Harga saham BBRI naik 0,44 persen menjadi Rp4.540.
Selanjutnya saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menjadi saham terbanyak kedua yang dibeli asing senilai Rp42,1 miliar. Harga saham BBCA naik 0,62 persen menjadi Rp8.125.
Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga menjadi saham yang paling banyak diborong investor asing, yakni senilai Rp17,2 miliar. Harga saham TLKM naik 0,66 persen ke level Rp4.610.
Baca Juga
Tim Riset Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya menguji level psikologis di 7.000 pada hari ini. Menurut Tim Riset Phintraco Sekuritas, upaya-upaya meredam intensitas perang Rusia-Ukraina di awal pekan ini (14/3/2022) dapat memberikan sentimen positif bagi IHSG di Selasa (15/3/2022).
Selain faktor diatas, katalis positif lainnya adalah antisipasi hasil FOMC pada Rabu (16/3/2022) waktu setempat. The Fed diperkirakan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan dalam kesempatan tersebut. Akan tetapi, pasar memperkirakan hanya ada 3 kali kenaikan the Fed Rate di 2022, dibanding perkiraan awal yang hingga 5 kali di 2022.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi juga rilis RDG BI di Kamis (17/3/2022) dan data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) Februari di Selasa (15/3/2022). Neraca perdagangan diperkirakan kembali surplus seiring lonjakan harga komoditas di Februari 2022.