Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Kas Jumbo, Astra (ASII) Rancang Investasi Energi Terbarukan dan Digital

Grup Astra (ASII) melirik investasi bersifat ekonomi hijau seperti pada renewable energy dan juga investasi pada new economy.
Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di kawasan Jln Sudirman, Jakarta pusat, Selas (16/6).Hasil RUPS Astra International menyetujui Djony Bunarto Tjondro diangkat menjadi Presiden Direktur menggantikan Priyono Soegiarto yang juga disetujui menjadi Komisaris Utama. Nurul Hidayat
Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di kawasan Jln Sudirman, Jakarta pusat, Selas (16/6).Hasil RUPS Astra International menyetujui Djony Bunarto Tjondro diangkat menjadi Presiden Direktur menggantikan Priyono Soegiarto yang juga disetujui menjadi Komisaris Utama. Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Grup konglomerasi Astra, PT Astra International Tbk. (ASII), berencana berinvestasi di energi terbarukan (renewable energy) dan new economy digital pada 2022 seiring dengan posisi dana kas perseroan yang masih solid.

Head of Corporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti menuturkan perseroan memiliki anggaran capital expenditure (capex) sebesar Rp19 triliun untuk dibelanjakan pada 2022, jauh lebih tinggi dari realisasi pada 2021 senilai Rp9 triliun.

Tira menerangkan belanja modal jumbo tersebut belum termasuk jika di tengah jalan terjadi aksi investasi besar yang dilakukan oleh emiten berkode saham ASII ini.

"Angka Rp19 triliun ini belum termasuk jika nantinya ada investasi yang cukup besar yang dapat direalisasikan oleh perusahaan, sebagaimana diketahui memang posisi kas dan setara kas pada akhir tahun lalu masih solid angkanya sekitar Rp63,9 triliun," katanya kepada Bisnis, Rabu (9/3/2022).

Tira menegaskan posisi kas yang kuat memberikan fleksibilitas perusahaan berinvestasi di bisnis-bisnis yang bisa memberikan potensi pertumbuhan pendapatan dan laba bagi Grup Astra dalam jangka panjang. Menurutnya, banyak sektor yang tengah diperhatikan, dipelajari, dan dieksplorasi.

Adapun, Astra memantau sektor-sektor yang masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi di Indonesia dengan penetrasi yang masih rendah dan masih dapat bertumbuh.

"Di antara sektor-sektor yang ada, kami juga melihat investasi-investasi bersifat ekonomi hijau seperti pada renewable energy dan juga investasi pada new economy, karena pertumbuhannya beberapa tahun ini sangat signifikan dan masih ada potensi pertumbuhan yang lebih baik lagi ke depannya seiring dengan meningkatnya digitalisasi dan kemajuan teknologi," urainya.

Tira menegaskan sektor-sektor tersebut masih dieksplorasi dan bukan tidak mungkin dengan posisi kas yang kuat membuat Astra masuk dan berinvestasi di sektor tersebut.

"Dengan posisi keuangan yang kuat ini memberikan kesempatan bagi Astra mengeskplor pada bisnis-bisnis yang bisa menunjang pertumbuhan berkelanjutan di grup Astra," katanya.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, pendapatan bersih Grup Astra pada 2021 tercatat sebesar Rp233,5 triliun, meningkat 33 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan pendapatan tersebut hanya terpaut 1,6 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019. Selanjutnya, laba bersih mencapai Rp20,2 triliun atau 25 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020.

Sebagai catatan, Astra memperoleh keuntungan dari penjualan sahamnya di Bank Permata pada 2020, dan jika tidak memperhitungkan keuntungan dari penjualan saham Bank Permata tersebut, laba bersih Grup pada tahun 2021 meningkat 96 persen.

"Grup mencatatkan kinerja yang baik pada 2021, terutama didorong oleh peningkatan penjualan di divisi otomotif, yang didukung oleh insentif pajak barang mewah sementara dari Pemerintah, dan harga komoditas yang lebih tinggi," urainya, Jumat (25/2/2022).

Hal ini terutama disebabkan pelonggaran upaya pencegahan pandemi, yang mendorong kinerja yang lebih baik dari semua bisnis Grup Astra, khususnya divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper