Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana saham dinilai masih akan menjadi yang terdepan pada tahun ini di tengah konflik Rusia – Ukraina. Star AM telah menyiapkan sejumlah strategi dalam mengelola produk investasinya guna menghadapi potensi volatilitas yang ada.
Chief Investment Officer Star AM Susanto Chandra mengatakan, prospek pertumbuhan kinerja reksa dana masih cukup baik pada tahun ini meski dibayangi oleh sentimen invasi Rusia ke Ukraina.
Hal ini salah satunya ditopang oleh semakin meredanya laju penyebaran virus corona di Indonesia yang semakin meningkatkan prospek pemulihan ekonomi. Selain itu, saat ini Indonesia juga tengah diuntungkan dari kenaikan harga komoditas global.
“Hal ini kami harapkan akan berdampak positif baik bagi kinerja reksa dana maupun jumlah dana kelolaan secara industri,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (8/3/2022).
Dalam jangka panjang, Susanto mengatakan kinerja reksa dana saham akan lebih unggul dibandingkan dengan jenis instrumen lain seperti pendapatan tetap. Hal ini seiring dengan laju inflasi yang disebabkan oleh peningkatan permintaan akibat meredanya virus corona akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Meski demikian, ia mengatakan, investor perlu memperhatikan dua sentimen lain dari potensi efek domino perang di Ukraina yang berkepanjangan. Pertama, peningkatan harga gandum dikarenakan mundurnya masa tanam yang biasa dilakukan di bulan Maret.
Baca Juga
Kedua, adalah implikasi paparan dampak ke perbankan Eropa terhadap instrumen hutang dari Russia.
Seiring dengan hal tersebut, Susanto mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dalam mengelola produk reksa dananya. Untuk reksa dana saham, Star AM kami melihat big caps memiliki peluang penguatan seiring dengan berlanjutnya arus dana asing ke pasar saham Indonesia.
“Selain dari big caps, mengikuti momentum perang kami melakukan alokasi taktikal pada sektor energi dan komoditas. Apabila momentum perang mereda, kami melihat sektor-sektor konsumer discretionary berpeluang meningkat apabila laju covid terus terkendali,” jelasnya.
Sementara itu, untuk reksa dana berbasis obligasi, Star AM tetap mengalokasikan porsi investasi dominan pada obligasi korporasi dengan durasi dibawah 5 tahun seiring dengan ekspektasi peningkatan suku bunga.
“Untuk pasar uang, kami mulai meningkatkan porsi deposito untuk mengambil peluang peningkatan suku bunga,” pungkasnya.