Bisnis.com, JAKARTA — Nama obat herbal asal Indonesia, Antangin, makin dikenal seiring dengan kemenangan pembalap Gresini Racing MotoGP (Ducati) Enea Bastianini dalam ajang MotoGP Qatar 2022. Antangin menjadi salah satu produk asal Indonesia yang menjadi sponsor tim tersebut.
Antangin sendiri merupakan produk yang diproduksi PT Deltomed Laboratories (Deltomed), perusahaan konsumer yang masuk dalam daftar portofolio investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Saratoga tercatat mulai merambah bisnis obat-obatan dengan mengakuisisi saham Deltomed senilai Rp85,75 miliar pada 2017 silam.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan bahwa Saratoga sebagai perusahaan investasi aktif mengapresiasi prestasi yang berhasil dicapai Deltomed dengan mendukung Gresini Racing Team.
Dukungan Deltomed ke tim tersebut telah menjadikan Antangin merek herbal Indonesia pertama yang mendunia lewat ajang MotoGP. Devin mengatakan hal ini merupakan bentuk semangat untuk mengenalkan produk lokal Indonesia ke masyarakat dunia.
“Suatu kebanggaan untuk kami dapat mendukung merek Indonesia untuk tampil di ajang terkemuka internasional dan dapat memberikan kebanggaan kepada masyarakat Indonesia melihat produk lokal seperti Antangin ada di acara tersebut,” katanya kepada Bisnis, Selasa (8/3/2022).
Dia menjelaskan SRTG melihat momentum dikenalnya Antangin sebagai hal yang sanga bagus. Dia memastikan SRTG dan Deltomed akan terus berupaya untuk membesarkan bisnis di dalam maupun di luar negeri.
Baca Juga
“Besar harapan kami, dalam waktu dekat semua produk Deltomed lainnya dapat terkenal di dunia internasional. Untuk saat ini fokus kami adalah menggunakan momentum yang baik ini untuk terus mengembangkan bisnis Antangin agar bisa menjadi brand kebanggaan Indonesia yang sukses tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara” katanya.
Untuk 2022, Devin mengatakan Saratoga akan mengarahkan fokus pada sektor konsumer, teknologi, kesehatan, dan energi terbarukan.
Adapun nilai aset bersih (NAV) SRTG pada akhir kuartal III/2021 mencapai Rp45,8 triliun, naik 44,45 persen dibandingkan dengan akhir 2020 sebesar Rp31,7 triliun.
Sampai dengan September 2021, Saratoga membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,1 trilliun. Pencapaian tersebut meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan dengan performa sembilan bulan pertama di 2020 yang sebesar Rp1,2 triliun.