Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konsumer PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) berhasil membukukan kenaikan laba signifikan pada 2021.
Laba bersih yang diraup emiten milik konglomerat Sudhamek Agoeng Waspodo itu naik 67,48 persen dari Rp259,41 miliar pada 2020 menjadi Rp424,86 miliar.
Lonjakan keuntungan GOOD tidak terlepas dari kontribusi penjualan bersih perusahaan yang menunjukkan tren positif. Sepanjang 2021, penjualan bersih GOOD naik 13,99 persen dari Rp7,71 triliun pada 2020 menjadi Rp8,79 triliun.
Mengutip laporan keuangan Garudafood, kenaikan penjualan mayoritas disumbang penjualan domestik yang tumbuh dari Rp7,35 triliun pada 2020 menjadi Rp8,40 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor naik dari Rp364,91 miliar menjadi Rp390,69 miliar.
Dari sisi segmen, penjualan makanan dalam kemasan naik dari Rp6,66 triliun pada 2020 menjadi Rp7,63 triliun pada 2021. Sementara itu, penjualan minuman naik dari Rp1,05 triliun menjadi Rp1,16 triliun dan penjualan lain-lain justru turun dari Rp186,07 juta pada 2020 menjadi Rp167,11 juta.
Kenaikan penjualan juga diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 13,84 persen dari Rp5,60 triliun menjadi Rp6,38 triliun. Kenaikan beban pokok bahan baku menjadi kontributor utama kenaikan dari yang mulanya Rp3,25 triliun pada 2020 menjadi Rp3,99 triliun pada 2021.
Baca Juga
Meski demikian,margin laba kotor berhasil dipertahankan dari yang mulanya 27,40 persen pada 2020 menjadi 27,49 persen pada 2021.
Selain peningkatan penjualan, laba Garudafood juga turut disumbang oleh kenaikan penghasilan lainnya, yakni dari RpRp67,68 miliar menjadi Rp90,95 miliar pada 2021.
Pada saat yang sama, beban lainnya dipangkas dari Rp31,84 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp19,89 miliar pada tahun 2021. Total aset Garudafood tumbuh dari Rp6,67 triliun per Desember 2020 menjadi Rp6,76 triliun pada Desember 2021.