Bisnis.com, JAKARTA - Emiten barang konsumen PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. menerima pinjaman kredit dari Bank BNI senilai Rp1 triliun untuk keperluan refinancing.
Direktur Utama Garudafood Hardianto Atmadja menjelaskan fasilitas kredit bilateral tersebut akan digunakan perseroan untuk mengakuisisi fasilitas club deal dari sejumlah bank dalam rangka akuisisi saham PT Mulia Boga Raya Tbk, serta pembiayaan utang bank jangka panjang.
"Kami optimis bahwa Garudafood dapat terus meningkatkan tren kinerja positif hingga akhir 2021 dan akan lebih baik lagi di tahun depan,” kata Hardianto dalam siaran pers, dikutip Rabu (1/12/2021).
Adapun, fasilitas kredit dari Bank BNI tersebut memiliki jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan.
Dengan kerjasama ini, lanjut Hardianto, diharapkan perseroan dan Bank BNI dapat mengoptimalkan potensi pembiayaan value chain perseroan, cash management, payment channel, serta produk konsumer karyawan.
Selain itu, kerja sama antara keduabelah pihak juga diharapkan dapat menyediakan solusi digital yang solid bagi emiten dengan kode saham GOOD ini melalui transformasi digitalisasi BNI yang semakin berkembang pesat.
Baca Juga
Pemberian fasilitas kredit investasi ini ditandatangani pada 22 November 2021 dilanjutkan dengan seremoni pertukaran plakat pada 30 November 2021.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pemberian fasilitas kredit ini merupakan salah satu bentuk komitmen BNI sebagai perbankan nasional untuk turut mendukung perkembangan bisnis sektor prioritas, termasuk industri FMCG.
"Fasilitas pembiayaan ini menunjukkan komitmen BNI untuk meningkatkan pembiayaan pada sektor manufaktur seperti pada industri makanan dan minuman. Terlebih, sektor ini menjadi salah satu dari 5 sektor prioritas pemerintah dalam implementasi ekonomi sirkular, yang dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia," kata Royke.
Royke mengimbuhkan BNI yang memiliki bisnis di luar negeri juga memiliki solusi keuangan yang lengkap untuk membantu GOOD yang saat ini telah mampu menembus pasar ekspor ke 26 negara berfokus di negara-negara ASEAN, China, dan India.