Bisnis.com, JAKARTA — Induk perusahaan jasa keuangan terintegrasi, PT Reliance Capital Management (Reliance Group) melaporkan kenaikan laba sepanjang 2021. Perusahaan juga mencatat adanya kenaikan pendapatan.
Secara konsolidasi, Reliance Group membukukan laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp123,1 miliar, naik 17 persen dibandingkan dengan capaian pada 2020 sebesar Rp105,2 miliar.
Direktur PT Reliance Capital Management Gatot Subagio menjelaskan bahwa aset Reliance Group juga tumbuh 11,2 persen menjadi Rp3,08 triliun, dari sebelumnya Rp2,77 triliun pada 2020.
Peningkatan total aset sejalan dengan peningkatan nilai piutang dan investasi pada kegiatan asuransi kesehatan, umum, jiwa dan pembiayaan dengan total peningkatan sebesar Rp72,3 miliar atau menyumbang 22,7 persen dari total peningkatan aset.
Kemudian dari sisi ekuitas, terjadi pula peningkatan sebesar 6,7 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,20 triliun menjadi Rp1,28 triliun pada 2021.
Gatot mengemukakan pendapatan mengalami peningkatan sebesar 7,9 persen menjadi Rp965,2 miliar pada 2021, naik 8,1 persen dari Rp893,2 miliar pada 2020.
Baca Juga
“Kita lihat kenaikan pendapatan solid sejak 2019 ke 2020 sebesar 9,8 persen, menjadi 8,1 persen dari 2020 ke 2021 meskipun ada tekanan dari pasar akibat pandemi,” kata Gatot dalam konferensi pers virtual, Senin (7/3/2022).
Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari jasa asuransi terutama diperoleh dari asuransi kesehatan sebesar Rp489 miliar dan asuransi kesehatan sebesar Rp219 miliar. Sementara itu, pendapatan dari asuransi jiwa menyumbang Rp139 miliar sepanjang 2021.
“Keberhasilan tersebut merupakan pencapain tertinggi selama ini. Kita tahu bahwa selama dua tahun terakhir ini dunia dan bisnis pada umumnya berada dalam situasi sulit. Namun Reliance Group bisa mencetak prestasi yang membanggakan, Pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 yang terjadi di sejak tahun 2020 hingga saat ini akan menjadikan Reliance Group lebih agresif dan makin tangguh,” kata Founder & Chairman Reliance Group Anton Budidjaja pada kesempatan yang sama.
Adapun beberapa inisiatif yang dilakukan perusahaan pada 2021 di antaranya peluncuran produk berbasis digital yaitu RELIInvest, dan RELIdoc. Kemudian penerbitan obligasi retail, dan proyek-proyek investment banking lainya pada kegiatan pelaksana penjamin emisi saham sebagai sole underwriter atau penjamin tunggal pelaksana emisi saham perdana PT GTS Internasional Tbk dan sebagai penjamin pelaksana emisi pada penawaran umum terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.
Dari aktivitas penjamin efek, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp14,72 miliar, jauh meningkat daripada capaian pada 2020 yang hanya Rp10 juta.
PT Reliance Manager Investasi juga berhasil mencetak kenaikan pendapatan pada 2021 menjadi Rp5,1 miliar dari hanya Rp2,0 miliar pada 2020. Kenaikan didukung oleh langkah perusahaan yang mulai aktif pada penjualan reksadana terstruktur.