Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah global melonjak sekitar 7 persen pada akhir perdagangan Jumat (4/3/2022) waktu New York, dalam sesi yang bergejolak karena gangguan ekspor Rusia dari sanksi Barat membenamkan harapan untuk lebih banyak pasokan Iran jika Washington mencapai kesepakatan nuklir dengan Teheran.
Mengutip Antara, Sabtu (5/3/2022), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei melambung US$7,65 atau 6,9 persen, menjadi menetap di US$118,11 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April terangkat US$8,01 atau 7,4 persen, menjadi ditutup di US$115,68 per barel.
Itu adalah penutupan tertinggi untuk Brent sejak Februari 2013 dan untuk WTI sejak September 2008. Selama seminggu, Brent naik ke tertinggi intraday sejak Mei 2012 dan WTI ke tertinggi intraday sejak September 2008.
Harga minyak reli di awal sesi setelah pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Kebakaran di gedung pelatihan padam dan para pejabat mengatakan fasilitas itu sekarang aman.
Reli diperpanjang setelah pemerintahan Biden mengatakan sedang mencari opsi untuk memotong impor minyak Rusia dan mempertimbangkan tindakan yang mungkin dilakukan untuk meminimalkan dampak pada pasokan global dan dampak pada konsumen.
Minyak mentah berjangka telah melonjak lebih dari 20 persen sejak Amerika Serikat dan sekutunya memberikan sanksi kepada Rusia menyusul invasi 24 Februari ke Ukraina.
Baca Juga
Penjualan minyak Rusia telah terganggu, dengan penjual merasa sangat sulit untuk membuat kesepakatan bahkan ketika mereka menawarkan diskon besar-besaran untuk patokan minyak mentah Brent.