Bisnis.com, JAKARTA – Bitcoin dan aset kripto atau cryptocurrency lain terus bergerak berlawanan dengan pasar saham di tengah perang yang semakin intensif di Ukraina, yang mendorong investor mencari aset yang lebih aman.
Berdasarkan data coinmarketcap, Bitcoin terpantau berada di level US$43.573,48 atau turun 2,11 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, aset kripto terbesar ini telah menguat hingga 16 persen dalam tiga hari terakhir saat Presiden Rusia Vladimir Putin meningkatkan serangan ke kota-kota di Ukraina.
Di sisi lain, indeks MSCI AC World Index telah jatuh dalam sembilan dari 10 sesi terakhir, termasuk tiga hari terakhir, berdasarkan data Bloomberg.
Kepala sales over-the-counter dan institusional FTX Jonathan Cheesman mengatakan lingkungan geopolitik ini tentu saja merupakan sentimen pendorong crypto.
“Situasi ini menyoroti skenario penggunaan aset safe haven yang terdesentralisasi, netral, dan algoritmik,” ujar Jonathan, dilansir Bloomberg, Rabu (2/3/2020).
Sementara itu, indeks Bloomberg Galaxy Crypto naik 4,5 persen pada hari Selasa (1/3/2022). Ini merupakan penguatan hari kelima berturut-turut. Ether naik menjadi US$2.955,66 pada pukul 21.09 WIB.
Baca Juga
Para pendukung Bitcoin telah bertahun-tahun menggembar-gemborkan fungsi aset terdesentralisasi ini sebagai lindung nilai terhadap konflik dan inflasi, dengan alasan sifatnya yang tanpa batas dan pasokan yang tetap.
Proyeksi ini sempat dirusak oleh anjloknya aset kripto yang dimulai pada bulan November dan membuat Bitcoin jatuh hingga 52 persen di tengah kekhawatiran tentang pengetatan bank sentral. Harga alt-coin pun mengalami penurunan yang lebih tajam.
Namun, penguatan dalam beberapa hari terakhir telah memunculkan gagasan bahwa, setidaknya, Bitcoin menawarkan perlindungan dari pemerintah yang dapat menyita jenis aset lain.
“Setelah seminggu dalam ketidakpastian geopolitik, Bitcoin mengungguli emas, yang dikenal sebagai aset safe-haven,” kata Marcus Sotiriou, seorang analis di pialang aset digital GlobalBlock
Sebagai bukti rebound cryptocurrency, investor ritel tampaknya mulai mengoleksi Bitcoin. Sebagian besar akumulasi Bitcoin selama seminggu terakhir berasal dari investor dengan modal kecil, menurut data dari Glassnode. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan pembelian yang signifikan pada wallet dengan kurang dari 1.000 Bitcoin.