Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melanjutkan penguatan di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (16/2/2022) mata uang Garuda ditutup menguat 43,5 poin atau 0,30 persen ke Rp14.256 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,18 persen ke posisi 95,81.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, saat ini investor tengah mencerna laporan bahwa Rusia telah menarik pasukan dari perbatasan dengan Ukraina, di samping data ekonomi terbaru dari China.
Kementerian pertahanan Rusia pada Selasa (15/2/2022) menerbitkan rekaman yang menunjukkan pihaknya menarik beberapa pasukan dari perbatasan Ukraina setelah latihan. Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS belum memverifikasi langkah tersebut. Sementara Ukraina melaporkan masih ada serangan cyber pada jaringan online Kementerian Pertahanan dan dua bank, beberapa jam setelah pengumuman Rusia.
Pada bagian lain, Federal Reserve AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Maret 2022, dengan beberapa kenaikan lagi kemungkinan akan mengikuti sepanjang tahun.
"Investor sekarang menunggu risalah dari pertemuan terakhir The Fed di kemudian hari, yang dapat memengaruhi pergerakan dolar dan suku bunga AS. Imbal hasil treasury AS tenor 10 tahun terakhir di 2,032," ujarnya dalam riset harian, Rabu (16/2/2022).
Baca Juga
Dari sisi internal, Indonesia berhasil pulih lebih cepat dari yang diperkirakan atas pandemi Covid-19. Bahkan, dibandingkan dengan krisis moneter yang melanda pada 1997-1998.
Pemulihan ekonomi Indonesia mulai kembali ke jalur semula pada kuartal keempat 2021, yang berhasil tumbuh. Perbaikan ekonomi di kuartal keempat 2021 didorong oleh sisi permintaan dan penawaran.
Dalam kuartal keempat 2021, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 3,55 persen (yoy), aktivitas investasi (PMTB) yang sempat tertahan, juga kembali dapat meningkat 4,49 persen, konsumsi pemerintah juga mampu tumbuh 5,25 persen (yoy), dan ekspor kembali mencatatkan pertumbuhan tinggi sebesar 29,83 persen (yoy).
Dilihat dari sisi sektor lapangan usaha, hampir seluruhnya berhasil tumbuh positif selama periode Oktober-Desember 2021. Ini termasuk sektor pariwisata yang sudah mulai pulih meskipun belum kembali seperti level pra pandemi.
Jika dilihat secara keseluruhan, ekonomi memang tidak hanya ditopang oleh dalam negeri. Efek dari lonjakan harga komoditas internasional, seperti batu bara, bauksit, tembaga, nikel hingga minyak kelapa sawit yang menjadi ekspor andalan Indonesia juga menjadi faktor pendorong lainnya.
Untuk perdagangan besok, Kamis (17/2/2022) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.230-Rp14.290.