Bisnis.com - Emas berjangka naik tajam mencapai level tertinggi tiga bulan pada akhir perdagangan Selasa pagi (15/2/2021) waktu Asia Tenggara. Kenaikan harga emas memperpanjang keuntungannya untuk sesi ketujuh berturut-turut setelah kekhawatiran seputar konflik Rusia-Ukraina mengangkat daya tarik aset safe haven tersebut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$27,3 atau 1,48 persen menjadi ditutup pada US$1.869,40 per ounce, setelah sempat mencapai puncak sesi di US$1.872,80, level tertinggi yang pernah dicapai sejak pertengahan November.
Emas mendapat dukungan luas dari pasar pada Senin (14/2/2022) karena investor memiliki kesempatan pertama mereka untuk bereaksi terhadap panggilan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden pada Sabtu (12/2/2022) yang tidak membuahkan hasil.
"Kami mendapat pelarian ke emas saat ini karena pasar ekuitas dilanda aksi jual. Kami juga memiliki banyak data ekonomi besar yang keluar minggu ini, dan fokus utamanya adalah inflasi," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Indeks-indeks utama saham AS melanjutkan penurunannya di tengah kekhawatiran atas lingkungan suku bunga yang lebih tinggi dan setelah AS memperingatkan bahwa Rusia mungkin membuat dalih mengejutkan untuk serangan ke Ukraina.
"Kami percaya eskalasi situasi lebih lanjut akan menghalangi The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Maret, karena ini dapat memicu gejolak berlebihan di pasar keuangan," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Baca Juga
Perlu diketahui, Emas tidak memberikan imbal hasil dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi.
Pasar sekarang menunggu data harga produsen untuk Januari dan risalah dari pertemuan kebijakan moneter Januari bank sentral AS pekan ini.
Logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Maret naik 47,9 sen atau 2,05 persen, menjadi ditutup pada US$23,848 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik US$9,3 atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada US$1.028 per ounce.