Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tidak Ada Aksi Korporasi, Mengapa Saham Gozco (GZCO) Terus Melejit?

Emiten perkebunan PT Gozco Plantations Tbk. menyatakan tidak akan menggelar aksi korporasi dalam waktu dekat.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Gozco Plantations Tbk. menyatakan tidak akan menggelar aksi korporasi dalam waktu dekat.

Direktur Gozco Plantations Yongki Tedja menegaskan perseroan tidak memiliki agenda korporasi dalam waktu 3 bulan mendatang. Maka itu, peningkatan harga saham perseroan yang terjadi belakangan dia klaim murni dari pasar.

“Jadi atas peningkatan volatilitas transaksi saham Gozco pada 8 Februari 2022 adalah murni mekanisme pasar saja,” katanya pada Senin (14/2/2022).

Dia menambahkan perseroan sejauh ini tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material terkait hal yang dapat memengaruhi harga efek. Adapun dalam sepekan terakhir harga saham GZCO telah terbang 106 persen.

Sementara itu, dalam sebulan terakhir saham GZCO menanjak dari level Rp50 hingga ke posisi all time high Rp141 per saham.

Pada penutupan sesi I hari ini, saham emiten perkebunan itu telah naik 15 persen ke level Rp138. Adapun, investor asing tercatat melakukan penjualan Rp56,58 juta.

Di sisi lain, Pemerintah meyakini bahwa harga komoditas akan turun atau kembali ke titik normal pada 2022, setelah melambung tinggi pada tahun lalu. Kenaikan inflasi global memengaruhi pergerakan harga komoditas tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 masih membawa ketidakpastian terhadap perekonomian global pada tahun ini. Kinerja pertumbuhan ekonomi dan inflasi masih berada di bawah bayang pandemi, meskipun mulai terlihat tren perbaikan pada 2021 dari posisi 2020.

Menurutnya, saat ini terdapat tren kenaikan inflasi di berbagai negara karena aktivitas ekonomi yang meningkat. Kondisi tersebut dapat berimbas kepada normalisasi harga komoditas. "Inflasi ini membuat harga komoditas akan mengalami normalisasi dari tingkat paling tinggi pada akhir 2021 sampai 2022," ujar Sri Mulyani dalam gelaran Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper