Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah dan Mata Uang Asia Loyo Lawan Dolar AS, Inflasi AS Pecah Rekor

Rupiah sempat dibuka menguat beberapa menit setelah perdagangan dibuka, namun tak berselang lama masuk ke zona merah.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau fluktuatif pada perdagangan pagi ini, Jumat (11/2/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pada 09.01 WIB, rupiah menguat 0,04 persen atau 6 poin ke Rp14.336 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS terpantau menguat 0,28 persen atau 0,28 poin ke 95,83.

Namun pada 09.25 WIB, mata uang Garuda masuk ke zona merah dengan pelemahan 0,10 persen atay 14,50 poin ke Rp14.356,50 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia juga terdepresiasi.

Yuan China melemah 0,11 persen, won Korea Selatan turun 0,24 persen, ringgit Malaysia melemah 0,11 persen dan rupee India terkoreksi 0,19 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun bisa ditutup menguat di rentang Rp14.320 - Rp14.370 per dolar AS pada hari ini.

Kabar baik yang datang dari AS. Berdasarkan laporan dari US Centers for Disease Control and Preventions (CDC), virus corona varian Omicron tidak menyebabkan dampak separah varian Delta

“Saat ini Omicron adalah varian paling dominan di AS, menggeser Delta. varian dominan itu kini sudah lebih 'jinak', ancaman terhadap nyawa lebih kecil,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Kamis (10/2/2022).

Sementara itu, dari dalam negeri Ibrahim mengungkapkan pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemulihan ekonomi dan defisit anggaran.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya mencapai level sebelum Covid-19. Ia memaparkan PDB Indonesia naik 101,5 persen sejak tahun 2019 sampai 2021.

Dia mengungkapkan, pemulihan cepat terjadi pada sektor manufaktur, yang membutuhkan lima kuartal untuk pulih ke level sebelum pandemi. Selain itu, menurutnya, pemulihan ekonomi Indonesia dari krisis akibat pandemi Covid-19, lebih cepat pemulihannya dari pada saat krisis keuangan tahun 1997 sampai 1998.

Mengutip Antara, Jumat (11/2/2022), dolar AS berayun dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat setelah harga konsumen AS naik lebih tinggi dari perkiraan pada Januari 2022. Ini mendorong pasar untuk meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan secara agresif memerangi inflasi yang melonjak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper