Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara Indonesia kembali mendapat lampu hijau untuk melakukan ekspor mulai 1 Februari 2022 setelah sepanjang Januari 2022 dilarang, terutama bagi yang belum memenuhi kebijakan pasar domestik (DMO) 25 persen.
Menanggapi hal ini, Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Yulius Gozali mengatakan pihaknya menyambut baik keputusan pemerintah ini karena memberikan kepastian bisnis bagi industri batu bara dan menjawab kecemasan pelanggan mancanegara.
“Pembukaan kembali ekspor batu bara akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Penjualan kepada pelanggan mancanegara akan berangsur pulih dan perusahaan berupaya untuk memastikan target penjualan 2022 terealisasi sesuai rencana,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (6/2/2022).
Adapun, Yulius menegaskan, saat ini seluruh anak usaha perseroan, yang pasar utamanya merupakan pasar ekspor ini, telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk melakukan ekspor.
Namun, emiten berkode saham ITMG ini belum memerincikan berapa target pendapatan, produksi, dan belanja modal untuk tahun ini. Laporan tersebut baru akan disampaikan dalam beberapa pekan ke depan.
Pada 2021, ITMG tercatat menargetkan produksi sebanyak 19 juta – 19,9 juta ton. Pendapatan ITMG dari ekspor mencapai 77 persen dari total keseluruhan dengan China sebagai negara tujuan utama.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode Januari-September 2021, ITMG mencatatkan pendapatan dari ekspor mencapai US$1,02 miliar. Asia Tenggara, India dan Pakistan menjadi penyumbang pendapatan terbesar dari ekspor senilai US$408,7 juta.