Bisnis.com, JAKARTA – Dalam waktu dekat, PT Bukalapak.com (BUKA) akan segera melakukan pergantian direksi. Langkah itu sedianya akan dilakukan pada 16 Februari 2022.
Bukalapak bakal mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menentukan jajaran direksi anyar sepeninggal Rachmat Kaimuddin. Adapun, Fairuza Ahmad Iqbal, Head of Media & Communication Bukalapak, optimistis kinerja fundamental perseroan akan tetap terjaga.
“Jajaran Direksi baru Bukalapak terdiri dari para figur yang sangat kuat di bidang teknologi, keuangan, dan manajemen bisnis. Hal ini adalah sesuatu yang menarik dan akan mendorong Bukalapak menjadi perusahaan teknologi dengan pertumbuhan berkelanjutan,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Setelah rapat dewan komisaris, perseroan menetapkan beberapa nama baru yang akan masuk ke jajaran direksi. Di antaranya Willix Halim sebagai Direktur Utama, lalu Howard Nugraha Gani dan Victor Putra Lesmana sebagai anggota baru Direksi Perseroan. Dengan demikian akan ada lima orang yang menjabat sebagai Direktur bersama Teddy Nuryanto Oetomo serta Natalia Firmansyah.
Lalu bagaimana dengan prospek saham emiten teknologi itu ke depan?
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan perseroan masih dalam tren penurunan dalam jangka waktu dekat.
Baca Juga
“Tren masih turun kok, tapi memang sudah umum dalam tren menurun pun pasti sesekali ada rebound. Ini yang sedang terjadi di BUKA,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Adapun pada perdagangan Senin (31/1), saham BUKA terpantau menguat hingga 7,88 persen menjadi Rp356. William menilai berkat sengatan dari Allo Bank dan Transmart, terdapat potensi penguatan dalam jangka pendek.
Sementara untuk jangka panjang, laju saham perseroan perlu ditopang oleh kinerja fundamental yang mumpuni. Menurutnya, emiten teknologi itu perlu membuktikan hasil dari kerjasama lewat laporan keuangan. Sebab, jika tidak ada perbaikan penilaian investor akan tetap negatif.
Saat ini, William merekomendasikan beli bagi pemecah rekor nilai IPO itu.
“Target harga jangka pendek Rp400 sampai Rp430. Layak beli tapi kalau turun di bawah Rp330 jadi level stop loss,” katanya.