Bisnis.com, JAKARTA - Indeks LQ45 menjadi salah satu indeks acuan yang paling diperhatikan oleh investor. Jelang periode bongkar pasang konstituennya, indeks ini dinilai bakal mampu bertumbuh pada 2022.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan indeks LQ45 masih mampu bertumbuh, setidaknya dari data penutupan pasar pada 20 Januari 2022, LQ45 mengalami kenaikan di level 1,28 persen secara ytd mengungguli IHSG yang naik sebesar 0,69 persen.
"Untuk pergerakan LQ45 sendiri sebenarnya selaras dengan pergerakan IHSG dimana keduanya turut mengalami rally tinggi dari bulan September 2021 lalu, lalu stangnan sampai saat ini," urainya, kepada Bisnis, Minggu (23/1/2022).
Hal ini merefleksikan bahwa katalis utama pergerakan IHSG ditopang oleh kinerja LQ45, untuk menyaring saham-saham yang cukup menarik di awal tahun ini, dapat bisa melihat net foreign buy secara ytd terhadap saham-saham dalam wadah LQ45 ini.
Lebih lanjut, Frankie menuturkan untuk top net foreign buy secara ytd, dapat dijadikan referensi juga saham-saham yang menarik, seperti BBCA dengan net foreign buy tertinggi sebesar Rp2,5 triliun, disusul oleh BBRI dengan nilai Rp818 miliar.
Selain itu, ada TLKM dengan nilai Rp690 miliar, juga ADRO dan BBNI masing-masing Rp394 miliar dan Rp326 miliar. Adapula, UNTR, MDKA, BMRI, INDF dan PGAS menggenapi 10 besar net foreign buy terbesar di wadah indeks LQ45.
Baca Juga
Saham-saham tersebut tentu memiliki fundamental yang kuat di masing-masing lini bisnisnya, juga didukung oleh kinerja yang baik, khususnya saham perbankan seperti BBCA, BBRI dan BMRI.
Untuk sektor energi PGAS, ADRO dan UNTR juga menorehkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan setidaknya di kuartal III/2021 kemarin.
"Kinerja rata-rata emiten di LQ45 ini masih tergolong stabil dan bertumbuh," jelasnya.
Seiring dengan bakal dirombaknya anggota indeks LQ45 ini, Frankie memproyeksikan saham-saham dari sektor teknologi dan digital bakal menjadi anggota baru indeks tersebut.
"Proyeksi saham yang berpotensi masuk mungkin datang dari sektor teknologi dan digital seperti EMTK dan ARTO yang mencatatkan performa saham yang gemilang," urainya.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menjelaskan indeks LQ45 banyak ditopang oleh saham-saham perbankan. Maka pergerakannya sedikit banyak dipengaruhi oleh pergerakan saham-saham bank.
"Selain itu, ada beberapa saham konsumer dan coal yang juga masuk dalam indeks ini dan turut mempengaruhi pergerakan sahamnya," katanya.