Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Netflix dan Peloton Terjun Bebas, Tanda-tanda Apa Nih?

Saham Netflix turun 21 persen di premarket pada Jumat, menyusul penurunan serupa di akhir perdagangan pada Kamis. Jika kerugian bertahan, itu akan menjadi penurunan terbesar saham dalam hampir satu dekade.
Netflix. Bloomberg
Netflix. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 belum berakhir, namun saham-saham di Bursa Amerika yang sempat menikmati ledakan kenaikan harga gara-gara lockdown, kini mulai memudar.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/1/2022), saham Netflix Inc. dan Peloton Interactive Inc sebagai dua bintang dengan profil tertinggi di era lockdown, jatuh pada penutupan perdagangan Kamis (20/1/2022) waktu setempat. Hal ini menjadi tanda terbaru bahwa investor telah beralih dari apa yang disebut perdagangan pandemi.

Manajemen Netflix hanya menargetkan untuk menambahkan 2,5 juta pengguna pada kuartal I/2022, jauh dari perkiraan analis saham Wall Street. Sementara Peloton memangkas biaya untuk mengatasi permintaan sepeda stasioner yang melambat.

Saham Netflix turun 21 persen di premarket pada Jumat, menyusul penurunan serupa di akhir perdagangan pada Kamis. Jika kerugian bertahan, itu akan menjadi penurunan terbesar saham dalam hampir satu dekade. Saham Peloton naik 7 persen di premarket setelah tenggelam 24 persen pada Kamis.

Saham kedua perusahaan tersebut tenggelam ke level yang tidak terlihat sejak hari-hari awal wabah Covid-19, ketika investor pertama kali menyimpulkan bahwa lockdown dan kebijakan easy money dari Federal Reserve akan membuat saham seperti Netflix melonjak.

Saham lain yang juga terpuruk, yakni Zoom Video Communications Inc., sempat diperdagangkan pada level terendah sejak Mei 2020, seperti halnya perusahaan tanda tangan elektronik DocuSign Inc. Kedua saham telah kehilangan lebih dari setengah nilai pasar mereka dari rekor tertinggi dan merosot lebih jauh, setelah laporan keuangan terbaru Netflix.

Perusahaan media tradisional yang telah menata diri mereka sebagai bisnis streaming juga mendapat pukulan dalam perdagangan pascapenutupan pasar. Perusahaan itu termasuk Walt Disney Co. dan ViacomCBS Inc.

Semua orang mengharapkan perusahaan seperti Peloton mengalami perlambatan saat muncul dari pandemi. Tapi tingkat keparahannya datang sebagai kejutan. Peloton memangkas perkiraan 2022 sekitar US$1 miliar, dan dilaporkan menghentikan produksi sepeda dan treadmill untuk mengatasi kemerosotan.

Pada Kamis malam, Peloton mendorong kembali gagasan bahwa ada dampak dari pabrik yang menganggur untuk menghemat uang, tetapi pernyataan ini justru menegaskan bahwa Peloton memotong pekerjaan dan mengatur ulang produksi.

“Kami pikir mungkin ada penurunan permintaan pasca-Covid. Ini menghancurkan harapan itu sampai batas tertentu,” kata Paul Golding, analis di Macquarie Capital.

Ironi dari saham favorit pandemi yang runtuh sekarang adalah ancaman Covid-19 yang sebenarnya tidak pernah surut. Banyak daerah menerapkan kembali sekolah virtual bahkan lockdown. Namun kebangkitan yang dipicu oleh varian omicron menunjukkan tanda-tanda mereda.

Tidak seperti Peloton, yang mulai meluncur pada awal tahun 2021, Netflix mengalami penurunan yang sangat cepat. Raksasa streaming itu diperdagangkan pada rekor tertinggi hanya dua bulan lalu.

Tentu saja, perusahaan seperti Netflix tidak membutuhkan pandemi global untuk berkembang dalam jangka panjang. Layanan streaming telah lama menjadi raksasa pertumbuhan. Sejak go public pada Mei 2002, sahamnya telah naik lebih dari 47.000 persen karena pendapatan kuartalan naik dari US$30 juta menjadi lebih dari US$7,7 miliar.

Meskipun perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California ini mengecewakan investor pada hari Kamis, Netflix masih menghasilkan pertumbuhan pendapatan sebesar 19 persen dan laba lebih dari US$5 miliar pada 2021.

“Roda gila Netflix masih berfungsi, hanya beroperasi pada kecepatan yang lebih lambat. Seiring waktu, kami mengharapkan normalisasi dalam hasil pelanggan dan sahamnya kembali bekerja,” kata analis Pivotal Research Group Jeff Wlodarczak.

Uang yang mengalir dari saham pandemi masuk ke beberapa sektor yang termasuk paling porak poranda oleh Covid. Saham energi di S&P 500, misalnya, telah naik 15 persen tahun ini, kinerja terbaik di antara indeks acuan lain di Wall Street.

Pertanyaan berikutnya adalah apa artinya ini bagi perusahaan teknologi lain, termasuk perusahaan yang tidak terlalu terikat dengan keanehan pandemi. Mereka sudah menghadapi pertumbuhan laba yang melambat dan tekanan pada valuasi. Indeks Saham Nasdaq 100 telah jatuh 9 persen bulan ini, yang merupakan terburuk sejak 2008.

Angka-angka Netflix akan mendapatkan lebih banyak konteks ketika raksasa teknologi seperti Microsoft Corp. dan Apple Inc. memberikan hasil kuartalan mereka minggu depan.

“Bersiaplah, hasil ini membayangi perusahaan teknologi lainnya, sampai Apple Inc melaporkan dan kita mendengar dari The Fed, pasar teknologi akan gelisah,” kata salah satu pendiri Loup Ventures, Gene Munster.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper