Bisnis.com, JAKARTA – Analis mengungkapkan meski emiten ritel seperti PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC), dan juga emiten teknologi PT Bukalapak.com. Tbk. (BUKA) menggenjot bisnis omnichannel, ketiga emiten tersebut masih menghadapi tantangan.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetyo menjelaskan bahwa singkatnya omnichannel atau bisnis online-to-offline (O2O) commerce merupakan teknik marketing yang sangat relevan dengan pola belanja masyarakat dewasa ini secara online.
Di mana para pelanggan dapat membeli atau mengakses detail produk melalui berbagai channel, seperti media sosial.
Di samping itu, pelanggan juga bisa mengetahui stok di gerai-gerai terdekat secara real time melalui aplikasi yang diterapkan, sebelum datang untuk langsung berbelanja di gerai tersebut. Oleh sebab itu, omnichannel merupakan hal yang cukup membantu khususnya bagi perusahaan ritel agar dapat bersaing dengan toko-toko online.
“Bagi emiten retail seperti MPPA dan RANC, omnichannel ini sangat dapat mendongkrak penjualan terlebih lagi pada tahun 2021 lalu,” ungkap Frankie saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/1/2022).
Menurutnya kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membatasi mobilitas masyarakat, termasuk berbelanja secara offline atau langsung datang ke gerai terbantu dengan adanya omnichannel tersebut.
Baca Juga
Selanjutnya, Frankie menyampaikan bahwa walau BUKA, RANC, dan MPPA menerapkan omnichannel, prospek ketiga emiten tersebut masih akan menghadapi tantangan yaitu persaingan yang ketat di industri ini.
Dia menjelaskan, untuk BUKA saat ini masih bergelut dengan kinerjanya. Hal ini tercermin pada pergerakan saham BUKA yang masih terkoreksi.
Berdasarkan penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (13/1/2022), saham BUKA terkoreksi 2,39 persen atau 10 poin ke level 408. Sementara itu, dalam tiga bulan terakhir, saham BUKA terpantau telah anjlok hingga 44,49 persen.
Tantangan yang sama lanjut Frankie juga dihadapi oleh MPPA yang masih mencetak minus laba bersih, setidaknya pada kuartal III/2021.
Untuk RANC sendiri juga mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih di kuartal III/2021 sebesar Rp26 miliar, bila disanding dengan periode yang sama tahun 2020 masih bisa menorehkan laba bersih Rp64 miliar.
“Namun semester I/2022 ini diproyeksikan pendapatan khususnya RANC dan MPPA jauh membaik karena memiliki lini bisnis ritell yang dapat mengakomodasi pelanggan yang lebih memilih berbelanja offline atau langsung datang ke gerai,” prediksi Frankie.
Perkiraan tersebut juga didorong dengan harapan bahwa Covid-19 tidak kembali melonjak di Tanah Air.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto menyampaikan bahwa bisnis omnichannel memang menjadi sentimen positif untuk MPPA, RANC, maupun BUKA. Namun untuk efek dari bisnis ini sendiri dinilai William masih membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Secara teknikal masih melemah untuk ketiga saham tersebut. Untuk sentimennya sendiri [omnichannel] memang positif namun efeknya masih memerlukan waktu cukup lama,” kata William saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/1/2021).
William pun merekomendasikan investor untuk wait and see terhadap ketiga emiten tersebut. Mengingat secara teknikal pergerakan harga saham ketiganya masih downtrend.