Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipercaya masih memiliki daya tarik hingga ke level 6.750.
Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan masih ada beberapa katalis positif untuk mendorong laju IHSG pekan depan. Pasalnya, selama seminggu terakhir investor asing tercatat melakukan net buy di pasar saham Indonesia sebesar Rp2,96 triliun.
Oleh karena itu, Liza berpandangan bahwa asing masih berselera dengan emerging market seperti Indonesia sebagai tujuan aliran dana. Adapun faktor pendukung adalah insentif dan upaya dari pemerintah untuk mengakomodir startup digital atau unicorn yang akan IPO tahun ini.
"Penutupan hari ini terbilang paling mantap dari sebulan belakangan karena akhirnya mampu ditutup di ranah 6.700, menyediakan sentimen yang lebih optimis ke arah 6.750-6.800 pekan depan dengan support 6.610," katanya kepada Bisnis pada Jumat (7/1/2022).
Menurutnya pergerakan minggu depan bakal berbeda jika dibandingkan dengan IHSG minggu ini yang cukup volatil, bergerak dengan rentang support hingga resistensi antara 6.586 sampai 6.738 dengan tren sideways yang masih bertahan.
Faktor lain yang akan menopang indeks komposit adalah relaksasi pajak dan restrukturisasi perbankan yang masih berjalan saat ini. Hal itu berpotensi ikut mendorong outlook sektor otomotif dan properti karena pertumbuhan di dua sektor ini terlihat mulai positif.
Baca Juga
Liza merekomendasikan beberapa saham yang menarik untuk disimak. Misalnya BBCA dengan target harga Rp8.000, ANTM speculative buy pada rentang Rp2.280 sampai Rp2.350. Lalu, TINS speculative buy antara Rp1.450 hingga Rp1.480 dan INKP antara Rp9.000 sampai Rp9.200.
Meski demikian, Liza juga mencermati beberapa katalis negatif yang bisa menekan laju indeks. Seperti penarikan stimulus yang dipercepat oleh The Fed akan mempengaruhi sentimen umum pasar finansial global di minggu depan. Imbal hasil obligasi AS ikut naik bersamaan dengan aksi jual bersih di pasar saham.
"Notulen rapat The Fed yang dipublikasi belum lama ini mengatakan bahwa Bank Sentral akan segera menaikkan suku bunga. Beberapa analis di Indonesia juga sudah memperkirakan bahwa ke depannya Indonesia juga akan mengikuti langkah menaikkan suku bunga ini sekitar di kuartal 3 atau 4, sebesar 50 bps menjadi 4 persen," pungkasnya.