Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi sideways pada pekan depan setelah menembus level 6.700.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan pada pekan kedua tahun ini, IHSG masih berada di level 6.700. Namun dia berkeyakinan pergerakan indeks komposit cenderung mendatar atau sideways.
“Untuk proyeksi IHSG pekan depan, bisa saja menembus level resisten kuat di 6.700 tetapi saya rasa juga bakal berjalan sideways. Sebab para investor lebih banyak pada posisi wait and see menanti kelanjutan kebijakan pemerintah AS dalam menyikapi inflasinya yang cukup tinggi,” katanya kepada Bisnis Jumat (7/1/2022).
Frankie menambahkan IHSG pada pekan pertama 2022 pun terpantau stagnan di rentang level 6.600-6.700. Dia menilai, penyebabnya adalah kenaikan yield obligasi 10 tahun pemerintah Amerika sebesar 1,7 persen. Hal itu berkemungkinan bakal menaikan yield imbal hasil dari SUN Indonesia.
Alhasil investor juga bakal membagi persentase portfolionya dari instrumen yang beresiko tinggi seperti pasar modal ke instrumen investasi yang beresiko lebih rendah.
Selain itu, dia menyoroti larangan ekspor batu bara yang membuat saham-saham terkait kembali mengeliat naik. Kebijakan itu membuat setiap emiten batubara masih bisa melakukan ekspor jika sudah memenuhi DMO sebesar 25 persen.
Baca Juga
Akibatnya, larangan ini juga sepertinya membuat harga batubara global turut naik. Sehingga porsi ekspor emiten batubara yang sekitar 75 persen bisa ditambal dengan kenaikan harga batu bara yang membuat pendapatannya tetap optimal nantinya.
Disisi lain kebutuhan energi dalam negeri tetap tercukupi sehingga Indonesia tetap terhindar dari krisis energi yang jika terjadi bisa saja kembali menghambat pemulihan ekonomi.
“Namun jika mau entry di pekan depan boleh mempertimbangkan saham-saham batubara seperti UNTR di target Rp23.500,” katanya.
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan IHSG pada pekan depan berpotensi menembus level all time high yaitu 6.750. Adapun pada pukul 14.27, IHSG terpantau sudah berada di level 6.704.
“IHSG dalam waktu dekat bisa ke 6.750 ke level all time high,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (7/1/2022). Meski demikian, dia melihat setelah level itu tercapai akan ada koreksi. Sebab itu adalah level resistensi pertama yang dia tetapkan.
William melihat sejauh ini, sentiment positif yang menopang pergerakan indeks komposit adalah agresivitas investor asing dan juga kenaikan harga komoditas. Terutama batubara setelah pelarangan ekspor menyeruak.
Maka itu, William merekomendasikan investor untuk masuk ke saham-saham pertambangan yang kini menarik. Diantaranya PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Sat Nusapersada Tbk. (PTSN).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.