Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menciut Setelah The Fed Bagikan Risalah Rapat Akhir Tahun

Dolar AS tercatat melemah setelah naik hampir 0,7 persen dalam dua sesi pertama tahun ini dan meningkat lebih dari 2,0 persen sejak akhir Oktober.
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07  persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis pagi (6/1/2022) di Asia dan memangkas kerugiannya setelah risalah yang dirilis dari pertemuan Federal Reserve Desember menunjukkan bank sentral AS mungkin perlu bertindak lebih cepat dalam menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.

Dolar AS tercatat melemah setelah naik hampir 0,7 persen dalam dua sesi pertama tahun ini dan meningkat lebih dari 2,0 persen sejak akhir Oktober. Kondisi ini memperpanjang penurunannya di awal sesi menyusul Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang jauh lebih kuat dari perkiraan.

Analis mengutip angka 96,40 dalam indeks dolar sebagai tingkat resistensi teknis yang berkontribusi terhadap pelemahan mata uang hari ini.

Pejabat Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS yang "sangat ketat" mungkin menjamin kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan serta mengurangi kepemilikan aset bank secara keseluruhan untuk menjinakkan inflasi yang tinggi, menurut risalah FOMC The Fed 14-15 Desember.

"Risalah hampir tidak pernah mengubah apa pun. Mereka mungkin telah sedikit memperkuat niat The Fed untuk menaikkan suku bunga, tetapi tidak terlalu banyak," kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com di New York.

Dolar AS telah meningkat lebih dari 2,0 persen sejak akhir Oktober sebelum penurunan Rabu (5/1/2022), karena ekspektasi telah meningkat bahwa Fed akan mulai menaikkan suku bunga tahun ini. Ekspektasi untuk setidaknya kenaikan 25 basis poin lebih dari 60 persen, menurut CME FedWatch Tool.

"Ini menuju ke arah yang benar, menuju ke tempat yang seharusnya, jadi bahkan jika dolar turun sedikit hari ini, saya tidak melihat bagaimana Anda akan menjauh dari niat The Fed."

Setelah rilis risalah, suku bunga dana federal (fed fund) memperkirakan sekitar 80 persen kemungkinan kenaikan seperempat poin oleh bank sentral pada pertemuan Maret.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,164 persen, setelah merosot sebanyak 0,44 persen pada sesi tersebut, dengan euro naik 0,23 persen pada US$1,1311.

Terlepas dari penyebaran varian Omicron yang cepat, investor semakin memperkirakan varian itu tidak mungkin menggagalkan ekonomi global atau tindakan yang lebih agresif oleh bank sentral, dengan penelitian yang menunjukkan tingkat rawat inap yang lebih rendah. Pada Senin (3/1/2022), Amerika Serikat melaporkan hampir 1 juta infeksi baru virus Corona.

Yen Jepang menguat 0,07 persen versus greenback di 116,06 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di US$1,3559, naik 0,20 persen hari ini.

Poundsterling mencapai tertinggi baru 2 bulan terhadap dolar AS di level 1,3598 per dolar. Ini merupakan level tertinggi sejak 9 November 2021, di tengah meningkatnya ekspektasi bank sentral Inggris akan menaikkan suku bunga secepatnya pada bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper