Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut pasar modal Indonesia akan menghadapi beberapa tantangan pada 2022.
Dia mengatakan, pencapaian pasar modal sepanjang 2021 tidak membuat pihaknya berpuas diri, karena banyak tantangan yang akan dihadapi di 2022.
"Pertama, ada varian baru omicron di beberapa negara. Ini menjadi perhatian. Kedua, kita mempunyai pembiayaan proyek strategis yg jumlahnya cukup besar, yang harus kita pikirkan, bagaimana pembiayaan, terutama infrastruktur termasuk bagaimana kita menciptakan lapangan kerja," ujar Wimboh dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2022, Senin (3/1/2022).
Adapun, prosesi pembukaan perdagangan BEI pada 2022 dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Tantangan selanjutnya menurut Wimboh adalah normalisasi kebijakan negara maju. Menurutnya, hal ini tidak boleh diabaikan karena inflasi di beberapa negara telah meningkat tajam.
Tantangan keempat, adalah agenda global penurunan emisi karbon. Indonesia, kata dia, memiliki komitmen untuk penurunan emisi karbon. Selanjutnya, adalah tantangan digitalisasi, karena ada ekses yang menurutnya harus ditangani.
Baca Juga
Terakhir, dia menilai Indonesia perlu memikirkan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, penduduk Indonesia bertambah banyak, tetapi, suatu saat akan over capacity.
"Ini bagaimana kita bisa menghadapi itu. Ini semua sudah menjadi agenda presidensi indonesia di G-20, sehingga pasar modal harus menjawab tantangan itu," ujarnya.
Dia menuturkan pihaknya tetap optimistis tantangan tersebut dapat dikelola dengan baik, mengingat Indonesia mempunyai modal yang cukup besar berupa jumlah penduduk yang besar, sumber daya yang besar, dan sumber daya nasional yang belum diolah.