Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) secara terbuka menggoda XL Axiata untuk melakukan merger.
Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyatakan terbuka untuk melakukan merger dengan operator telekomunikasi lainnya. Misalnya seperti XL Axiata atau operator lainnya, baik pemain domestik maupun internasional.
"Kami siap diskusi selama sama-sama memiliki visi untuk membesarkan telekomunikasi di Indonesia," katanya Selasa (28/12/2021).
Merza menambahkan perseroan masih dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan banyak dukungan. Oleh karena itu, dia tidak menutup opsi merger selama memiliki kesamaan visi dan misi.
Dia pun mengakui jika isu merger antara FREN dan EXCL semakin ketat. Hal itu, lanjutnya, dipicu oleh konsolidasi antara Indosat Ooredo dengan Tri Hutchison. Akan tetapi, dia tidak dapat memastikan terjadinya merger FREN dengan operator telekomunikasi lainnya.
"Merger adalah salah satu opsi bila dilakukan dengan calon investor yang punya visi misi sejalan dengan kami untuk berkembang dan kuat di indonesia. Kami tahu tantangan investasi dan kompetisi akan makin kuat ke depan," imbuhnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Merza menegaskan opsi untuk melakukan kerjasama dengan Alibaba. Menurutnya perseroan tidak menutup kemungkinan akan melakukan kolaborasi ke depan.
Sementara itu, Direktur Smartfren Telecom Anthony Susilo mengaku optimistis bahwa pendapatan pada 2022 akan mencapai dobel digit. Keyakinan itu, lanjutnya, ditopang oleh hasil kinerja dari tahun-tahun sebelumnya.
"Perlu saya sampaikan bahwa secara historis untuk pendapatan masih bagus, karena pertumbuhan mampu dobel digit dan akan pertahankan hingga di atas 10 persen tahun depan," katanya pada Selasa (28/12/2021).
Berdasarkan data perseroan, compound annual growth rate (CAGR) antara 2018 hingga 2020 pendapatan FREN naik 31 persen. Adapun secara yoy pada kuartal III/2021 tumbuh 12 persen menjadi Rp7,64 triliun.
Sementara dari sisi bottom line, anak usaha Grup Sinar Mas itu masih membukuman kerugian sebesar Rp442 miliar atau turun 75 persen secara yoy. Adapun CAGR menunjukkan tren penurunan kerugian sebanyak 35 persen antara 2018 hingga 2020.
Anthony menegaskan dengan pertumbuhan pendapatan tahun depan terdapat kemungkinan kerugian bersih perseroan semakin mengecil. Pasalnya dari sisi laba operasional, FREN telah menunjukkan hasil positif.