Bisnis.com, JAKARTA - PT Protech Mitra Perkasa Tbk. (OASA) tengah mencari peluang di tengah program transisi energi.
Presiden Direktur Protech Mitra Perkasa Bobby Gafur Umar mengatakan, pihaknya memiliki rencana untuk melakukan kerja sama dengan mitra yang memiliki akses teknologi pada 2022.
"Indonesia berkomitmen melakukan transisi energi, tapi lemah dalam penelitian dan pengembangan," ujar Bobby dalam paparan publik, Selasa (28/12/2021).
Menurutnya, selama ini Indonesia belum memanfaatkan teknologi yang memiliki nilai tambah. Dia mencontohkan, selama ini Indonesia mengekspor nikel sebagai bahan mentah yang nilainya lebih murah dibandingkan jika diekspor sebagai bahan baku.
"Terkait potensi di situ, siapa yang bisa bawa pendanaan, kita siap pindah transisi energi, tapi kita minta dukungan pendanaan. Akses pendanaan ini kalau mengandalkan pendanaan dalam negeri terbatas," ucapnya.
Menurutnya, peluang transisi energi ini memerlukan pendanaan jangka panjang, dengan biaya murah. Bobby menilai pembiayaan bank dalam negeri masih cukup mahal dengan bunga 9 persen hingga 11 persen.
Baca Juga
"Jepang bisa 2 persen, Eropa 3 persen. Hal seperti ini kita coba buka akses itu. Jadi kalau kita punya teknologi, dipakai pendanaan, kita punya kompetensi yang sangat tinggi untuk OASA," tutur dia.
Adapun saat ini Bobby menuturkan pihaknya tengah menyasar proyek baru dan tengah dalam proses penjajakan.
"Pada saatnya kalau proyeknya sudah dekat, kita sampaikan. Mungkin kuartal I/2022 kalau ada kesempatan, bisa kami jadikan laporan ke pemegang saham mengenai beberapa proyek yang sedang kami bidik," ucapnya.