Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Perdagangan Terakhir Sebelum Libur Natal, Wall Street Dibuka Menguat

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,55 persen ke 35.951,44 pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,48 persen ke 4.719 dan Nasdaq menguat 0,24 persen ke level 14.559,39.
Aprianto Cahyo Nugroho
Aprianto Cahyo Nugroho - Bisnis.com 23 Desember 2021  |  21:48 WIB
Perdagangan Terakhir Sebelum Libur Natal, Wall Street Dibuka Menguat
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021). - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat dibuka menguat pada perdagangan Kamis (23/12/2021), hari perdagangan terakhir sebelum libur Natal.

Dilansir Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,55 persen ke 35.951,44 pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,48 persen ke 4.719 dan Nasdaq menguat 0,24 persen ke level 14.559,39.

Hari ini merupakan perdagangan terakhir sebelum libur Natal. Pasar AS akan ditutup pada perdagangan Jumat (24/12/2021).

Pengeluaran konsumen AS mengalami stagnasi karena laju inflasi AS yang terbesar dalam dalam hampir empat dekade terakhir justru mengikis daya beli. Sementara itu, pesanan yang dilakukan oleh pabrik untuk barang tahan lama naik paling tinggi dalam enam bulan terakhir.

Data Departemen Perdagangan menunjukkan pembelian barang dan jasa, setelah disesuaikan dengan inflasi, naik tipis pada November menyusul kenaikan 0,7 persen pada Oktober.

Tanpa penyesuaian dengan inflasi, data pengeluaran konsumen AS tersebut naik 0,6 persen, sejalan dengan perkiraan para ekonom.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat klaim pengangguran awal mencapai 205.000 dalam pekan yang berakhir 18 Desember, tidak berubah dari periode sebelumnya dan sejalan dengan perkiraan ekonom.

Adapun klaim tunjangan negara berkelanjutan turun menjadi 1,86 juta dalam pekan yang berakhir 11 Desember.

Laporan tersebut menggarisbawahi rendahnya tingkat kehilangan pekerjaan yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir karena pengusaha fokus untuk menarik dan mempertahankan pekerja untuk mengimbangi permintaan konsumen.

Terkait perkembangan omicron, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menunggu sampai setelah Natal untuk mengumumkan pembatasan baru untuk mengatasi ketegangan omicron.

Tim Imperial College London yang bekerja dengan kumpulan data yang lebih besar menemukan bahwa orang-orang yang terinfeksi omicron hampir setengahnya membutuhkan rawat inap semalam di rumah sakit.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan penyebaran cepat Omicron dapat membuat populasi hampir tidak terlindungi dari Covid-19, sehingga mendorong keputusan untuk memberikan dosis vaksin keempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bursa as wall street
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top