Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook Sektor Telekomunikasi 2022 Bersinar Cerah, Ini Rekomendasi Saham-Sahamnya

Analis memproyeksi pertumbuhan sektor telekomunikasi pada 2022 akan lebih baik dari tahun sebelumnya, salah satunya didorong oleh ekspektasi pemulihan daya beli konsumen.
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pramata Tbk./stptower.com
Pemandangan daratan dan lautan dari atas menara telekomunikasi yang dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pramata Tbk./stptower.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan sektor telekomunikasi diproyeksi bersinar cerah pada 2022, didorong oleh ekspektasi pemulihan daya beli konsumen.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia David Arie Hartono bahkan mengubah status dari netral menjadi overweight. Pasalnya, dia berpendapat sektor tersebut akan mencatat pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan tahun ini di kisaran 4 hingga 5 persen.

"Kami meningkatkan panggilan sektor kami berdasarkan potensi peningkatan pada data ARPU di 2022F. Kami juga ekspektasi pemulihan daya beli konsumen yang lebih baik. Serta peningkatan ARPU tidak langsung dari peluncuran 5G yang memungkinkan operator untuk membebankan ARPU yang lebih tinggi," katanya dalam riset yang dikutip pada Desember (20/12/2021).

Selain itu, pertumbuhan yang lebih cepat di luar bisnis seluler operator juga ikut mendorong performa. Misalnya dengam TLKM yang membuka valuasinya melalui IPO Mitratel, investasi di perusahaan digital dan pusat data. Lalu potensi merger EXCL dengan Link Net serta merger ISAT dengan Hutchinson dan eksplorasi dengan mitra strategis untuk bisnis pusat data.

Begitu juga dengan pembelian saham Moratelindo oleh FREN dan potensi sinergi dengan DANA.

David merekomendasikan beli bagi TLKM, EXCL dan FREN. Masing-masing dengan target harga Rp4.800, Rp3.900, dan Rp200 per saham. Adapun bagi ISAtlT sejauh ini masih disematkan status tahan dengan target harga Rp7.800.

"Kami menyukai TLKM dan EXCL untuk bermain dalam pandangan yang lebih optimis pada 2022, karena ISAT dan Hutchinson akan fokus pada integrasi pasca merger. TLKM adalah pilihan utama kami karena tetap menjadi proksi ekonomi digital Indonesia, menyediakan data berkualitas dan layanan broadband TLKM terlihat relatif menarik dari segi penilaian dengan harga diskon untu  rata-rata historis lima tahun sebesar 6 kali," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper