Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih melanjutkan penguatan pada awal perdagangan hari ini. Mata uang Garuda naik bersama mayoritas mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (8/12/2021), rupiah dibuka menguat 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.347 per dolar AS.
Bersama dengan rupiah, yen Jepang juga naik 0,11 persen, yuan China naik 0,10 persen, dan won Korea Selatan naik 0,28 persen.
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan menjelaskan rupiah berpotensi sedikit melemah pada 2022 di tengah perubahan kebijakan moneter global dan normalisasi harga komoditas dunia.
“Namun ketahanan fundamental yang baik akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Katarina, Selasa (7/12/2021).
Adapun, performa rupiah akan ditopang oleh kebijakan moneter prudensial yang ditetapkan Bank Indonesia, ketahanan eksternal yang kuat, serta cadangan devisa negara yang memadai.
Baca Juga
Selain itu, lanjut Katarina, harapan iklim investasi yang lebih kondusif pada 2022 juga dapat mendorong investasi langusng yang dapat menopang stabilitas rupiah.
Sementara itu, peningkatan sinergi fiskal dan moneter juga masih akan tetap dilakukan untuk menjaga nilai tukar rupiah tahun depan.
“Selama burden sharing ini membantu pemulihan ekonomi Indonesia, pasar sangat apresiasi,” kata Katarina.
Dia menyebut perbaikan struktural Indonesia yang berkelanjutan bakal menjadi fondasi dan penopang kuat sentimen pasar finansial. Manulife Aset Manajemen Indonesia pun memperkirakan defisit neraca berjalan (CAD) berada di kisaran 2,1 - 2,5 persen pada 2021 dengan inflasi sekitar 2,5 persen - 3 persen.
Selanjutnya suku bunga diperkirakan meningkat pada kisaran 3,75 persen - 4 persen pada 2022 dengan pertumbuhan domestik bruto (PDB) diperkirakan sebesar 5 persen - 5,4 persen.