Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok pada penutupan perdagangan sesi I akhir pekan ini, Jumat (26/11/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG terpantau parkir di posisi 6.603,09 di akhir sesi I, terkoreksi 1,44 persen atau 96,26 poin. Di mana sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.595,54 - 6.699,35.
Dari seluruh konstituen, terpantau 119 saham menguat, 431 saham melemah dan 109 saham tidak bergerak dari posisi sebelumnya alias stagnan.
Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp9,07 triliun, dengan aksi jual bersih atau net sell investor asing sebanyak Rp121,04 miliar.
Pada akhir sesi I hari ini, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih terbanyak pada saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebanyak Rp148,2 miliar. Saham BBCA pun terpantau turun 1,01 persen atau 75 poin ke posisi 7.350.
Selanjutnya investor asing juga terpantau melepas saham BUKA, BBNI, UNTR, dan BBRI masing-masing sebanyak Rp74,7 miliar, Rp48,8 miliar, Rp37,7 miliar, dan Rp24,6 miliar.
Baca Juga
Di sisi lain, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi saham yang paling banyak diborong investor asing, dengan aksi net buy sebesar Rp348,1 miliar. Saham TLKM terpantau naik 0,25 persen atau 10 poin ke level 4.010.
Investor asing juga tampak membeli saham DMMX dengan net buy sebanyak Rp20,3 miliar, BEBS sebanyak Rp10,7 miliar, dan SILO sebanyak Rp4,6 miliar.
Di tengah merosotnya IHSG, saham LUCK berada di urutan teratas jajaran top gainers, dengan melonjak sebesar 24,57 persen. Lalu diikuti saham GZCO yang naik 22,39 persen, TIRT naik 19,72 persen, dan JAYA naik 16,00 persen.
Sedangkan saham BICP merosot 6,78 persen, BINO turun 6,59 persen, KBAG turun 6,40 persen, dan MITI turun 5,51 persen menjadi saham-saham yang berada dalam jajaran top losers pada perdagangan sesi I hari ini.
Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan berdasarkan analisa teknikal, pergerakan IHSG hari ini berpeluang melemah dan diperdagangkan di level 6.650-6.730.
Menurut Nico sentimen datang dari Gubernur Bank Sentral Korea Selatan Lee Ju Yeoi yang menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Kamis (25/11/2021) kemarin.
Lee Ju Yeoi mengatakan pengetatan lanjutan mungkin akan kembali terjadi karena adanya risiko inflasi yang terus meningkat dalam pemulihan ekonomi. Bank Sentral Korea merevisi inflasi 2,3 persen untuk tahun ini dan 2 persen untuk tahun 2022.
"Ada potensi harga akan mengalami kenaikan sesuai dengan target yang ditetapkan," ujar Nico dalam risetnya, Jumat (26/11/2021).
Sementara dari dalam negeri, Nico mengatakan akselerasi pertumbuhan teknologi dinilai dapat mempercepat proses pemulihan industri.