Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Habis Cetak Rekor Tertinggi, IHSG Berpeluang Terkoreksi Hari Ini

Meningkatnya kasus Covid di Eropa serta kekhawatiran akan durasi Taper Tantrum yang akan selesai lebih cepat akan menjadi sentimen yang membayangi IHSG hari ini.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah terbatas pada perdagangan hari ini, Senin (22/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup naik 1,26 persen atau 83,79 poin menjadi 6.720,26 pada akhir perdagangan Jumat (19/11/2021) pekan lalu. IHSG bahkan sempat mencapai level tertinggi intraday 6.720,98. IHSG yang mencapai level 6.720,98 tersebut sekaligus berhasil mencatatkan rekor tertinggi intraday terbaru.

Pada 11 November 2021, IHSG menyentuh level intraday tertinggi sepanjang masa di posisi 6.704, yang sebelumnya dicapai pada 20 Februari 2018 di posisi 6.693,46.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sejumlah sektor seperti transportasi, energi, infrastruktur, consumer non cyclical, teknologi, industri dasar, finansial, dan properti mendominasi kenaikan IHSG kemarin. Investor asing juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp141 miliar.

Berdasarkan analisa teknikal, Nico mengatakan IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada 6.680 – 6.742. Meningkatnya kasus Covid di Eropa serta kekhawatiran akan durasi Taper Tantrum yang akan selesai lebih cepat akan menjadi sentimen yang membayangi perdagangan hari ini.

Selain itu, pelaku pasar juga memantau rencana The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga setelah menyelesaikan tapering.

"Hal ini membuat situasi dan kondisi pasar kian pelik," kata Nico dikutip dari risetnya.

Adapun, saham yang menjadi rekomendasi Nico pada hari ini adalah PPRE dan SSMS.

Sementara itu, Di AS Presiden Joe Biden direncanakan akan segera menandatangani stimulus dalam hal sosial, mengatasi perubahan iklim dan menulis ulang kebijakan pajak yang sudah disahkan oleh DPR pada Jumat pagi kemarin.

Saat ini Ketua DPR, Nancy Pelosi sedang berusaha untuk menyatukan suara dari Partai Demokrat yang terpecah dan akan segera mengirimkan Undang Undang tersebut ke tahap Senat dimana masih ada ketidakpastian stimulus tersebut akan diloloskan.

Dari dalam negeri, pemerintah mengumumkan akan menerapkan PPKM level 3 pada akhir tahun seiring dengan momentum Natal dan Tahun Baru. Kebijakan tersebut dilakukan untuk memperketat pergerakan orang dan mencegah lonjakan kasus baru.

Nico mengatakan, pengetatan PPKM pada masa perayaan Natal dan Tahun Baru akan cenderung memperlambat pertumbuhan PDB pada kuartal IV 2021, namun lebih terbatas karena periode penerapannya yang relatif singkat.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper