Bisnis.com, JAKARTA – Efek kebijakan tapering yang akan dilakukan The Fed terhadap pasar modal Indonesia pada 2021 dinilai tidak akan sebesar dampak langkah serupa 8 tahun silam.
Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip pada Kamis (4/11/2021), The Fed berencana memulai tapering akhir bulan ini dan akan berlanjut pada kecepatan US$15 miliar hingga Desember 2021. Di sisi lain, FOMC mengklarifikasi bahwa dapat mengubah kecepatan tapering sesuai kebutuhan.
“Komite menilai bahwa pengurangan serupa dalam laju pembelian aset bersih kemungkinan akan sesuai setiap bulan, tetapi siap untuk menyesuaikan laju pembelian jika dijamin oleh perubahan prospek ekonomi,” kata pernyataan FOMC.
Di sisi lain, Gubernur The Fed Jerome Powell berusaha menekankan bahwa tapering tidak akan diikuti oleh kenaikan suku bunga segera. Dia mengatakan para pejabat dapat bersabar dalam pengetatan, tetapi tidak akan gentar dari tindakan jika dijamin oleh inflasi.
Terkait hal tersebut, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan, efek dari putusan The Fed soal tapering tidak sesignifikan yang dibayangkan.
Hal ini terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih cukup kuat dan ditutup di zona hijau pada sesi I perdagangan hari ini, Kamis (4/11/2021) dengan kenaikan 0,82 persen pada level 6.605.
Baca Juga
Frankie memaparkan, kondisi ini jauh berbeda dengan tapering tahun 2013 silam. Tapering AS kali ini hampir sepanjang tahun didengungkan. Bank Sentral AS, The Fed, pun cukup terbuka soal wacana tapering ke publik sehingga pasar khususnya investor sudah memiliki antisipasi atau kesiapan dalam menghadapi tapering kali ini.
“Selain itu tapering kali ini juga tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga dalam waktu dekat,” katanya saat dihubungi pada Kamis (4/11/2021).
Sementara itu, secara domestik perekonomian Indonesia juga telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal tersebut juga ditopang oleh harga komoditas dunia yang masih tinggi, dan pasar modal Indonesia cukup menarik dari segi valuasi.
“Ditambah kesiapan pemerintah khususnya Bank Indonesia (BI) dalam menghadapi efek tapering, maka efek tapering di tanah air kali ini cenderung minimal,” katanya.
Secara terpisah, Martha Christina, Investment Information Team dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, kebijakan tapering The Fed memang akan mempengaruhi pergerakan IHSG.
Meski demikian, dampaknya terhadap pasar modal Indonesia tidak akan signifikan. Hal ini seiring dengan pengumuman terkait tapering yang telah dilakukan sejak awal tahun.
“Kebijakan tapering ini sudah priced in oleh pasar, mereka sudah mengantisipasinya sejak awal tahun. Sehingga, dampaknya juga cenderung minimal,” katanya.
Martha melanjutkan, sentimen yang akan lebih mempengaruhi pasar modal Indonesia adalah prospek kenaikan suku bunga The Fed. Menurutnya, pasar masih menantikan kejelasan terkait jadwal kenaikan suku bunga acuan.
Hingga pertemuan The Fed kemarin, Martha menambahkan, The Fed belum memberikan indikasi pasti terkait kebijakan suku bunga, yang diprediksi lebih berdampak terhadap IHSG.