Bisnis.com, JAKARTA - Analis masih merekomendasikan beli untuk saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. kendati kinerja perseroan hingga akhir kuartal III/2021 masih koreksi.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy mempertahankan rekomendasi beli untuk saham dengan ticker SMGR tersebut tetapi menurunkan target harganya menjadi Rp10.800 dari sebelumnya Rp11.900.
Walaupun SMGR mencatatkan harga rata-rata penjualan (ASP) yang lebih rendah per September 2021, Robertus melihat ke depannya bakal terjadi rebound mengingat beberapa pemain kecil akan keluar dari pasar.
Adapun, berkurangnya kompetitivitas di pasar semen seiring dengan lonjakan harga komoditas energi batu bara dan penurunan permintaan pada masa PPKM.
“Kami merekomendasikan SMGR juga karena kemungkinan pengeluaran finansial yang lebih rendah setelah divestasi 15 persen di anak usaha [PT Solusi Bangun Indonesia Tbk] ke Taiheiyo Cement,” tulis Robertus dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, Rabu (3/11/2021).
Selain itu, Robertus memperkirakan bakal ada pemulihan di sektor konstruksi dan properti yang bakal mengerek kembali konsumsi semen di masa depan. Adapun, pemerintah telah menyiapkan anggaran infrastruktur sekitar Rp384,8 triliun untuk 2021. Belum lagi, penjualan emiten properti juga semakin semarak ditopang oleh sejumlah stimulus pemerintah.
Baca Juga
Senada, Analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta menaksir penjualan SMGR bakal tumbuh positif dari sisi volume pada sisa tahun ini. Permintaan semen pun diperkirakan bakal terus meningkat hingga tahun depan.
“[Namun] kami merevisi turun target pendapatan SMRG sebesar 1,1 persen dan 1,8 persen pada 2021 dan 2022 serta proyeksi laba bersih sebesar 4,9 persen - 9 persen,” tulis Fahressi.
Dia menjelaskan revisi itu dilakukan dengan asumsi pertumbuhan volume penjualan SMRG bakal relatif lebih rendah dari angka sebelumnya.
Sebelumnya, SMGR melaporkan penurunan pendapatan sebesar 1,14 persen secara tahunan menjadi Rp25,33 triliun pada akhir kuartal III/2021 dari posisi pada akhir kuartal III/2020 senilai Rp25,62 triliun.
Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami penurunan sebesar 9,99 persen menjadi Rp1,38 triliun dari sebelumnya Rp1,54 triliun.
Pendapatan dari penjualan semen yang menjadi tulang punggung perseroan masih terkoreksi 2,55 persen menjadi Rp20,50 triliun. Sedangkan penjualan terak naik 22,11 persen menjadi Rp2,68 triliun.
Dengan kinerja SMGR yang di bawah ekspektasi, Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham SMGR dengan target harga Rp11.000.
Saham SMGR naik 5,57 persen atau 500 poin menjadi Rp9.475 pada perdagangan Rabu (3/11/2021). Sepanjang sesi, SMGR bergerak di rentang Rp8.975-Rp9.475.
Total transaksi saham SMGR mencapai Rp173,74 miliar. Kapitalisasi pasarnya Rp56,2 triliun, dengan valuasi PER 30,37 kali.
Sepanjang 2021, saham SMGR turun 23,74 persen. Namun, dalam 3 bulan terakhir harga saham SMGR naik 23,05 persen.