Bisnis.com, JAKARTA – Lelang surat berharga syariah negara atau sukuk negara, Selasa (2/11/2021), menghasilkan penawaran masuk senilai Rp48,70 triliun, lebih rendah jika dibandingkan penawaran dua minggu sebelumnya.
Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah telah kembali melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara.
Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp48,70 triliun untuk lima seri SBSN yang terdiri atas satu surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan empat project based sukuk (PBS).
Jumlah lelang kali ini tercatat turun 8,84 persen jika dibandingkan dengan jumlah penawaran lelang dua pekan lalu yaitu sebanyak Rp53,42 triliun tepatnya pada 19 Oktober 2021.
Pada lelang kali ini, hasil penawaran masuk terbanyak masih pada seri PBS029 dengan jatuh tempo 15 Maret 2034 dengan total Rp14,39 triliun. Dari penawaran yang masuk, yield atau imbal hasil rerata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,23 persen dengan jumlah nominal dimenangkan Rp1,50 triliun.
Seri selanjutnya yang paling diincar oleh investor yakni PBS028 yang jatuh tempo 15 Oktober 2046 dengan total penawaran masuk Rp10,50 triliun. Yield rerata tertimbang yang dimenangkan 6,80 persen dengan jumlah nominal yang dimenangkan Rp700 miliar.
Baca Juga
Adapun, total nominal yang dimenangkan dari kelima seri yang ditawarkan senilai Rp4 triliun, sesuai target indikatif pemerintah. Sementara hasil lelang dua minggu sebelumnya pemerintah memenangkan penawaran sebanyak Rp5 triliun, lebih rendah dari target indikatifnya sebesar Rp8 triliun.
Berikut hasil lelang yang dilaksanakan pada Selasa (2/11/2021):
Seri | Jatuh Tempo | Penawaran Masuk | Jumlah Dimenangkan | Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan |
SPNS03052022 | 3 Mei 2022 | Rp8,67 triliun | Rp300 miliar | 2,68% |
PBS031 | 15 Juli 2024 | Rp8,93 triliun | Rp650 miliar | 3,95% |
PBS032 | 15 Juli 2026 | Rp6,21 triliun | Rp850 miliar | 4,76% |
PBS029 | 15 Maret 2034 | Rp14,40 triliun | Rp1,50 triliun | 6,23%
|
PBS028 | 15 Oktober 2046 | Rp10,50 triliun | Rp700 miliar | 6,80 % |