Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Mandek, Saham Lapis Kedua Makin Legit

Analis menyarankan investor untuk bertransaksi pada saham berkapitalisasi lebih kecil seperti saham lapis kedua dan lapis ketiga, namun tetap mempertimbangkan sisi fundamental kinerja keuangannya.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Investor bisa melirik saham lapis kedua dan ketiga karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertahan di kisaran 6.600 sampai 6.700.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Mayang Anggita menyarankan investor untuk bertransaksi pada saham berkapitalisasi lebih kecil seperti saham lapis kedua dan lapis ketiga, namun tetap mempertimbangkan sisi fundamental kinerja keuangannya.

Mayang menambahkan IHSG cenderung menguat pada saat akhir tahun. Hal itu merupakan imbas dari strategi window dressing karena para emiten berusaha mempercantik kinerja laporan keuangan agar nampak menarik di mata investor. Hal itu tentu saja berimbas pada pergerakan sahamnya yang cenderung menguat jelang akhir tahun.

Mayang merekomendasikan investor mencermati sektor perbankan, konsumsi, kesehatan, dan juga semen.

“Perbaikan ekonomi biasanya diawali dengan penguatan di industri keuangan, disusul dengan meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat. Hal ini pun pada akhirnya berimbas pada pembangunan infrastruktur,” jelasnya kepada Bisnis pada Senin (25/10/2021).

Mayang merekomendasikan beberapa saham. Misalnya BBKP dengan status Buy on Break di atas MA50 di angka Rp464 dengan target terdekat pada titik previous high di level Rp486.

Lalu INDF dengan status Buy on Break di atas MA10 di angka Rp6.750 sehingga berpotensi untuk melanjutkan trend naik menuju resistance previous high Rp6.950 hingga Rp7.000. Jika level ini tertembus disusul target selanjutnya yaitu resistance trendline jangka panjang di seputaran Rp7.400 hingga Rp7.500.

“MIKA Buy on Break di atas MA20 di angka Rp2.280 sehingga berpeluang menuju target terdekatnya pada resistance Rp2.440 sampai dengan Upper Channel di seputaran Rp2.510,” katanya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Terakhir SMGR Buy on Break di atas MA10 di angka Rp8.750. Menurutnya SMGR mampu bertahan di atas level demi mematahkan trend turun dan melanjutkan perjalanan target terdekat di level Rp9.600 sampai dengan resistance psikologis Rp10.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper