Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang SUN Besok Masih Menarik, Penawaran Diproyeksi Capai Rp70 Triliun

Lelang SUN diprediksi menarik minat investor seiring dengan penurunan yield dan stabilnya obligasi AS.
ilustrasi obligasi
ilustrasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Lelang Surat Utang Negara (SUN) akan kembali dilaksanakan pemerintah pada esok hari, Selasa (26/10/2021) dan masih diproyeksikan tetap menarik bagi para investor.

Vice President of Economist Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan penurunan imbal hasil atau yield yang signifikan dalam dua minggu terakhir, terutama disebabkan kenaikan sentimen risk-on.

Josua pun mengungkapkan bahwa sentimen tersebut juga masih berlanjut mempengaruhi penawaran SUN esok hari.

Berdasarkan data laman World Government Bonds pada Senin (25/10/2021) pukul 15.30 WIB, imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun berada pada level 6,25 persen yang telah turun 4,6 basis poin (bps) selama sepekan dan turun 5,3 bps selama sebulan kebelakang.

“Dalam dua minggu terakhir, yield dari obligasi benchmark 10 tahun telah turun 19 bps, sehingga diperkirakan appetite dari investor meningkat,” ujar Josua kepada Bisnis, Senin (25/10/2021).

Selain itu, Josua mengungkapkan bahwa mendekati awal tahun 2020, di mana seri yang dilelangkan sekarang diproyeksikan menjadi seri benchmark tahun depan, para investor masih akan mencari seri yang dilelangkan.

Hal ini ungkapnya terkait dengan persiapan portfolio tahun mendatang ataupun untuk diperdagangkan kembali. Oleh karena itu, meski target indikator telah menurun, Josua masih memperkirakan penawaran yang masuk bisa mencapai hingga Rp70 triliun.

Incoming bids pada lelang SUN hari Selasa diproyeksikan sebesar Rp50 triliun-Rp70 triliun,” ungkapnya.

Sebelumnya, setelah mencetak jumlah penawaran tertinggi sepanjang tahun 2021 pada lelang SUN 31 Agustus lalu sebesar Rp116,10 triliun, jumlah penawaran SUN mengalami penurunan.

Pada lelang 14 September jumlah penawaran turun menjadi Rp80,67 triliun dengan jumlah yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp21 triliun, sama dengan jumlah yang dimenangkan pada hasil penawaran tertinggi.

Pemerintah kemudian masih memenangkan Rp21 triliun pada lelang 28 September 2021 dan membukukan penurunan total penawaran menjadi Rp58,82 triliun.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan, target lelang hari ini diturunkan menjadi Rp8 triliun dari target lelang SUN pada dua pekan lalu sebelumnya sebesar Rp12 triliun.

“Penurunan target lelang tersebut dilakukan seiring dengan membaiknya realisasi penerimaan negara serta optimalisasi belanja negara dan pembiayaan non utang, sehingga defisit anggaran diprediksi lebih rendah,” ungkap Deni dalam keterangan pers, Selasa (12/10/2021).

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, imbal hasil surat berharga negara (SBN/SUN) yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan supply SUN dari pasar perdana, Deni mengatakan pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp8 triliun.

Sementara itu, pada lelang esok hari, pemerintah akan kembali menggelar lelang SUN dengan target indikatif yang ditetapkan senilai Rp8 triliun dan target maksimal senilai Rp12 triliun dengan menawarkan tujuh seri SUN.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula secara terpisah mengungkapkan bahwa di sisa tahun ini, sentimen yang akan mempengaruhi penawaran lelang SUN adalah pergerakan yield US Treasury.

“Sentimennya lebih ke arah level yield US Treasury yang harapannya telah stabil di level 1,6 persenan sekarang,” ungkap Ezra kepada Bisnis, Senin (25/10/2021).

Menurutnya dengan kondisi makro yang suportif seperti neraca perdagangan dan cadangan devisa yang tinggi maka nilai tukar diperkirakan stabil, sehingga dengan suplai lelang yang mengecil sampai akhir tahun akan mendukung pasar obligasi.

Sementara itu, dengan banyaknya dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia, menurut Ezra tidak akan berdampak langsung pada penawaran lelang obligasi karena antara pasar saham dan obligasi memiliki segmen investor masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper