Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertahan pada perdagangan Senin (25/10/2021), karena pelaku pasar menunggu laporan keuangan kuartal III/2021.
Tim riset NH Korindo Sekuritas menyatakan meskipun IHSG mampu menguat 0,16 persen sepanjang pekan lalu, tren kenaikan IHSG terlihat mulai tertahan di kisaran level all-time high.
"Pelaku pasar akan terus mencermati musim rilis Laporan Keuangan kuartal III/2021 serta sentimen pergerakan harga komoditas global," sebut tim dalam riset harian Senin (25/10/2021).
Mereka berpendapat secara teknikal, indeks acuan diperkirakan masih akan bergerak pada kisaran level 6.600-6.750. Di sisi lain, Dow Jones menutup akhir pekan lalu (22/10) dengan rekor tertinggi baru, sementara S&P 500 dan Nasdaq melemah.
Kepala The Federal Reserve Jerome Powell pun menegaskan bahwa tekanan inflasi hanya bersifat sementara dan belum waktunya untuk menaikkan suku bunga.
Pekan ini investor akan mencermati rilis data GDP AS serta kinerja keuangan perusahaan-perusahaan teknologi besar.
Baca Juga
NH Korindo Sekuritas merekomendasikan beberapa saham di antaranya TPIA, BBCA, ADHI, dan ASSA.
Sementara itu, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan perkembangan pergerakan IHSG terlihat masih betah bergerak dalam rentang yang cukup terbatas. Namun dia melihat hingga saat ini potensi penguatan masih terlihat cukup besar mengingat capital inflow yang mulai kembali masuk ke dalam pasar modal Indonesia secara signifikan.
Oleh sebab itu dia memperkirakan IHSG bakal bergerak di rentang 6472 sampai dengan 6691. "Namun fluktuasi harga komoditas masih akan memberikan sentimen bagi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang," katanya dalam riset harian Senin (25/10/2021).
Meski demikian William menilai jika terjadi koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek. Dia pun merekomendasikan beberapa saham yang menarik seperti BBNI, SMGR, BBCA, ASII dan TLKM.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.