Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menjelaskan anak usahanya, Star Energy Geothermal belum akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Wakil Presiden Direktur Barito Pacific Rudy Suparman menyampaikan sehubungan dengan pertanyaan dari beberapa investor mengenai rencana IPO untuk Star Energy, manajemen menegaskan rencana tersebut belum akan diambil dalam waktu dekat.
"Barito Pacific menyampaikan bahwa saat ini kami belum akan melaksanakan IPO untuk Star Energy Geothermal," kata dalam keterangan resminya, Kamis (21/10/2021).
Menurut Rudy, masih banyak langkah dan persiapan yang harus dilakukan oleh Star Energy Geothermal, jika akan go public.
"Saat ini kami belum memiliki tanggal atau waktu yang pasti, dan Barito Pacific baru akan mengambil langkah yang kongkret terkait IPO, jika menurut kami waktunya sudah tepat, dan anak usaha dirasakan sudah siap serta telah menyelesaikan seluruh langkah-langkah yang diperlukan" tuturnya.
Dia melanjutkan, hal ini selaras dan melengkapi hal yang disampaikan sebelumnya saat paparan publik perusahaan pada 15 Oktober 2021 yang lalu. Saat itu, BRPT menyampaikan optimistis dan memiliki harapan untuk perkembangan bisnis dari anak usaha Star Energy Geothermal dan hal tersebut bersifat jangka panjang
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, rencana IPO Star Energy telah berhembus sejak akhir tahun lalu. Kala itu, Direktur Utama BRPT Agus Pangestu mengatakan potensi Star Energy untuk melepas saham ke publik terbuka lebar di masa yang akan datang.
"Kalau sudah cukup besar (Star Energy) akan kita dorong untuk listing, tetapi belum karena masih kecil. (Kapasitas) masih 875 megawatt," ucap Agus akhir tahun lalu.
Sebagai informasi, Star Energy merupakan perusahaan pengelola panas bumi terbesar di Indonesia dengan total kapasitas 875 megawatt (MW) yang berada di tiga lokasi.
Ketiga aset itu yaitu Wayang Windu di Bandung yang menyediakan power dengan kapasitas 227 MW, Salak di Sukabumi dengan kombinasi stream dan power berkapasitas total 377 MW, dan Darajat di Garut juga kombinasi stream dan power berkapasitas total 271 MW.
Manajemen Barito Pacific sempat menargetkan kapasitas listrik Star Energy dapat meningkat menuju 1.200 MW.
Adapun, saat ini Star Energy juga memiliki area eksplorasi yang tengah dilakukan, yaitu Salak Binary berkapasitas 15 MW, Salak Unit 7 dengan kapasitas 55 MW, dan Wayang Windu Unit 3 berkapasitas 60 MW.
Ketiga proyek entitas Barito Pacific itu ditargetkan rampung dan beroperasi secara komersial pada 2022 dan 2023.